Aku atau kamu yang begitu rapuh
Hingga saling mengeja sepi
Dan selalu merapihkan terumbu sunyi
Aku ingin mengenalimu
Dan mengajakmu kembali pada cawan cawan pagi atau gurindam mentari
Hmm..
Namun kini aku hanya bisa Bermalam dihatimu tanpa mimpi
Terik kian meninggi tanpa mengikis sepi ini
Kau tak lagi ada
Menepikan segala resah
Yang sudah berpekan pekan berkumpul bagai benalu
Didadaku ada pelangi
Tapi
Didadamu ada matahari
Siapakah yang lebih dulu berpendar
Jika selalu mengembara tanpa tujuan
Kita tak lagi menciptakan debar debar waktu
Dan aku luluh bersama matahari didadamu
Namun kehilangan warna pelangi
Yang ingin kusuguhkan untukmu
Keluhku menyusun sepi yang berserak dalam jiwa
Entah kapan mampu membuat kemasan yang tak lagi berjumbai
Tanpa lagi merangkak
Dan menjerit memecah karang
Membentuk indahnya warna pelangi
DiSudut petang
0 comments:
Post a Comment