“Apakah mungkin kita jadian lagi?”, tanya Sinta.
“Ya,
mungkin saja. Tapi untuk saat ini, aku masih ingin sendiri. Tidak ingin
jadian dulu. Tidak dengan dirinya atau dengan kamu”, jawab Agus.
“Kenapa?
Apakah karna dia lebih cantik dari diriku? Dia lebih sabar? Apakah kamu
sudah mulai mencintai dia?”, tanya Sinta mendesak.
“Bukan,
bukan begitu. Aku masih sangat mencintai dan menyayangi dirimu. Hanya
saja untuk saat ini aku tidak ingin jadian dulu”, jawab Agus.
“Apakah hubungan 6th
ini tidak ada artinya buat kamu? Kamu baru mengenal cewe itu 4 bulan
yang lalu. Apakah bisa secepat itu kamu yang selama ini tidak pernah mau
putus tiba2 putus hanya karena aku protes kedekatan kalian?”, tanya
Sinta sambil menangis.
“Tidak
ada hubungannya. UDAH AHHHH… Aku sedang bete ini. Kenapa setiap kali
harus singgung2 masalah ini?”, jawab Agus sambil marah.
Dalam
hati Sinta membatin : “Aku hanya ingin tahu, seberapa besar lagi cinta
dan sayang kamu yang masih tersimpan dan ada untuk ku. Apakah aku salah
mempertahankan orang yang aku sayang? Orang yang selama ini aku
perjuangkan untuk mendapatkan restu orang tua ku? Apakah salah jika aku
cemburu melihat kamu deket dengan cewe itu?”
“Apakah cewe itu mencintai kamu? Pernah dia menyatakan perasaannya ke kamu?”, tanya Sinta.
“Iya, dia pernah bilang. Hanya saja secara tidak langsung”, jawab Agus ogah2-an.
“Kapan? Dia ngomongnya bagaimana?”, tanya Sinta penasaran.
“Waktu
itu setelah kunjungan ke client. Setelah malam itu, dia mengatakan:
seandainya saja cewe kamu sekarang menanyakan soal perasaan ku pada mu
Agus. Aku tidak akan bilang hubungan kita hanya cici dan dede saja”,
jawab Agus sambil menatap mataku.
“Apa yang terjadi malam itu?”, tanya Sinta sambil menahan nangis.
“Tidak ada, malam itu hanya anter dia ke toilet saja”, jawab Agus sambil menutupi sesuatu.
“Bohong…!!!
Apa kamu mencium dia? Memeluk dia? Apa yang sudah kalian lakukan malam
itu? Kenapa harus kamu yang antar dia ke toilet? Apa tidak ada temanmu
yang lain yang bisa mengantarnya?”, tanya Sinta sambil menahan marah.
“Aku
sudah biasa mengantar temanku ke toilet kalau mereka lagi setengah
mabuk”, jawab Agus tanpa menjawab pertanyaan Sinta yang lain.
“Kenapa tidak menjawab? Kalian uda pernah ciuman? Pelukan? Uda berapa kali kalian melakukannya?”, tanya Sinta marah.
“Iya, malam itu, kondisi mabuk. Tidak sengaja berciuman dan peluk dia”, jawab Agus tanpa merasa bersalah.
“Jadi,
kamu ciuman sama dia? Apa yang kalian sebut hubungan cici dan dede HAH?
Sudah berapa kali kalian melakukannya? JAWAB JUJUR….!!!!!”, tanya Sinta
marah karena merasa dikhianati.
“Malam
itu mabuk, dia hampir jatuh. Aku tahan, terus nda tau kenapa tiba2 aja
ciuman. Cuman 1 kali itu aja, itu juga bentar karna kan lagi sama anak2
kantor lainnya. Malu kalau keliatan”, jawab Agus.
“Ooooo…jadi
karna takut ketahuan ama anak kantor? Bagus2. Pantesan saja kamu tidak
mau jadian lagi…kalian sudah jadiankan sebenarnya?”, tanya Sinta lagi.
“Belum…”, jawab Agus.
Hari itu, Sinta merasa galau sekali. Apa yang sudah dibangunnya selama 6th dengan Agus bagaikan kiamat. Dia kembali dikhianati oleh cowo yang sangat dia cintai.
Beberapa
hari setelah pertengkaran itu, Agus dan Sinta pergi jalan-jalan berdua.
Sinta sebenarnya sangat malas untuk bertemu dengan Agus atau sekedar
kontek dengannya. Hanya saja demi menjaga silahturami dan karna dia
masih sayang, makanya Sinta mau untuk jalan-jalan dengan Agus. Agus
pergi ke toilet dan Sinta memegang HP Agus. Ketika membaca sebuah SMS,
betapa kagetnya Sinta dengan isi SMS itu.
“I’m already drunk, I spend a night with you but I can’t close with you. I want kiss you”, SMS dari nomor 0812xxxxxx.
“Lah emang mo ngumpet kemana?”, balas Agus.
“Kamu masih ada hutang dengan aku, yang semalam belum kelar”, balas nomor 0812xxxxxx.
“Dede, anterin ke toilet dunk”, SMS dari 0812xxxxxx.
“Dede can we go home now? BBM saja tanganku gemetaran”, SMS 0812xxxxxx.
Tidak berapa lama Agus kembali dari toilet dan melihat muka Sinta yang marah.
“Ada apa sayang? Kamu kenapa?”, tanya Agus tanpa merasa bersalah.
“Maksud SMS ini apa?”, tanya Sinta sambil menunjuk SMS dari nomor 0812xxxxxx.
“Oooo…itu mah dia uda mabuk itu”, jawab Agus tanpa pakai mikir lama.
“Terus yang kamu balas ngumpet kemana itu apa? Apa yang masih tertunda?”, tanya Sinta sambil membaca ulang SMS dari 0812xxxxxx.
“Iseng aja. Haha… uda ahh..kan mo senang2, masa bahas ginian?”, jawab Agus.
“Aku hanya sayang dan cinta ke kamu Sintaku sayank”, jawab Agus sambil manja.
Hubungan
Agus dan Sinta tidak dalam status berpacaran, mereka menjalani hubungan
mereka bagaikan HTS or TTM (lagu nya mulan jameyla kaleeeee), dan
setiap kali mereka jalan-jalan. Sinta selalu curi-curi waktu untuk
membaca isi BBM Agus. Betapa kagetnya Sinta ketika mengetahui cewe itu
memanggil Agus dengan panggilan “Sayang, manisku, bun, bunny, honey”.
“Bun, lagi apa?”, BBM cewe itu.
“Lagi kerja neh. Kamu lagi apa?”, balas Agus.
“Bun, ada gosip ne. Kamu jangan cerita ke siapa-siapa ya”, BBM cewe itu.
“Apa?”, tanya Agus penasaran.
“Ada
anak kantor yg akan dipecat, soalnya dia kerja nda bener :( tenang aja
cintaku, sayangku. Bukan gosip tentang kita koq”, balas cewe itu.
“( ^_^)-c< (T_T)”, balas Agus.
Lagi-lagi Sinta ketahuan Agus sedang mengecek HP-nya.
“Gpp, baca aja”, kata Agus.
“Udah”, kata Sinta.
“Terus?”, tanya Agus penasaran karena tidak biasanya Sinta marah.
“Terus apa? Baru tahu dia panggil Agus dengan panggilan sayang :D sejak kapan?”, tanya Sinta.
“………..”, Agus diam.
“Sejak kita putus ya jangan2?”, tanya Sinta penasaran.
Agus hanya menggangguk saja tanya iya.
“Lalu akan dibawa kemana hubungan ini? Serba tidak jelas. Agus dekat dengan dia dan dekat dengan Sinta”, kata Sinta.
Agus tertunduk dan sambil mikir “Mungkin aku tetap tidak milih dua-duanya saja”, jawab Agus.
“Ya sudah, kalau begitu Sinta akan melupakan Agus. Memulai hidup baru tanpa Agus”, jawab Sinta sambil berlinang air mata.
“Jangan..jangan lupain aku, please”, jawab Agus.
Dalam
hati Sinta, dia susah capek dan jenuh dengan hubungan ini. Pelan tapi
pasti dia akan meninggalkan Agus. Jika dilanjutkan seperti ini, hanya
akan membuat Sinta menjadi semakin gila. Teman-teman Sinta pun sudah
menganjurkan Sinta untuk melupakan Agus, karena ada yang lebih baik dari
Agus diluar sana. Sinta mengirimkan ke Agus lagu berjudul “Someone Like
You”, kemudian Sinta mengubah liriknya menjadi seperti ini:
Never mind
I’ll find someone better then you
I wish nothing but the best for you too
“Please forget me,” I begged
“I’ll not remember,” you said
“Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead.”
Sejak
hari itu, Sinta tetap kontek dengan Agus. Hanya saja perasaan Sinta,
sudah mulai dia kurangi untuk Agus, karena Sinta tidak ingin terus
terluka melihat sikap Agus yang tidak bisa tegas. Yang plin-plan. Dalam
hati Sinta selalu berdoa semoga Tuhan menguatkannya untuk melewati
semuanya ini. Harapan, impian yang selama ini dia harapkan akan dia
capai bersama dengan Agus pupus sudah.
-end-
0 comments:
Post a Comment