Puisi terhantar rinduku
Pagi terkapar terhantar rinduku
yang terbilang...
berkali...
menambah hingar
hingga siang meninggikan mentari
semburat rasa haru dipelataranmu
menukik jiwaku yang hening menepi
menggurati seluruh alam...dengan rindu yang biru
telah lampau bisik bisik sang bayu mengasingkan rasa
yang pengab tersimpul pada usia
terus saja kujabarkan rindu pada hamparan nan luas
sendiri dilekuk langit tanpa gerimis
senandung bumi terekam pilu direnta pagi
menelisik sampai melesat kepalung hati
terbata dalam ucapku yang kian gemetar
menela'ah sukmamu yang bisu
duhai pemulih jiwa
mengerling namun tak terunggah
kuratap dan ku cabik sendiri rona dibalik kabut tipis
meraup senyummu tanpa jengah
lihatlah mungkin senja nanti ku memagut rindu
sampai aku jemu tersipu
menguak kesendirian tanpa henti
disini nanti diujung senja
saat lembayung merekam
pasih rinduku melengkung dimega ungu
menantimu
menjawab semu inginku
warnaku memudar Ketika jejak tak lagi basah
hujanpun tak lagi sanggup rendam beribu laraku
kunanti dirimu dalam bingar rindu
diantara pucuk ilalang yang sendu
senja melambai sampai gelap
tak jenuh menyabik rasaku sampai kaku
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment