Ada puisi pada wajahmu |
Sajak Kekasih yang Tak Kunjung usai
Maafkan, jika-
Dahulu aku masih fasik.
Dahulu aku masih mengumbar cinta,
Mecerca banyak rasa.
Waktu ini aku terkapar.
Baru sadar jika dada telah lma terpanggang.
Aku hanya bisa mengerang,
Menimang perih, memangku lara.
Maafkan aku sayang
Biar harta terkelupas,
Biar aku payah,
Biar aku tak disapa,
Biar aku meronta-ronta,
Asal kau bungah,
Asal kau sumringah,
Asal kalbumu tercipta taman nan ndah,
Asal bisa kau hirup semerbak nafas mawar cintaku,
Asal bisa kau petik anggur-anggur asmaraku.
Sayangku
Izinkan aku mencocok tanami sawah ladang kasihmu,
Dan aku akan memanennya untukmu,
Sayangku
Masih kuingat mu
Masih kulamun mu
Masih kurenungi kamu
Hanya dengan satu potong lidi.
*)Sajak ini kupersembahkan untuk
Kekasihku fitri
By: Irvan Maulana M.
(Jombang, 12 september 2011)
Maafkan, jika-
Dahulu aku masih fasik.
Dahulu aku masih mengumbar cinta,
Mecerca banyak rasa.
Waktu ini aku terkapar.
Baru sadar jika dada telah lma terpanggang.
Aku hanya bisa mengerang,
Menimang perih, memangku lara.
Maafkan aku sayang
Biar harta terkelupas,
Biar aku payah,
Biar aku tak disapa,
Biar aku meronta-ronta,
Asal kau bungah,
Asal kau sumringah,
Asal kalbumu tercipta taman nan ndah,
Asal bisa kau hirup semerbak nafas mawar cintaku,
Asal bisa kau petik anggur-anggur asmaraku.
Sayangku
Izinkan aku mencocok tanami sawah ladang kasihmu,
Dan aku akan memanennya untukmu,
Sayangku
Masih kuingat mu
Masih kulamun mu
Masih kurenungi kamu
Hanya dengan satu potong lidi.
*)Sajak ini kupersembahkan untuk
Kekasihku fitri
By: Irvan Maulana M.
(Jombang, 12 september 2011)
0 comments:
Post a Comment