Kau kira telah tawar hatiku ?
Kau sangka bahwa pudar hatiku ?
Juga kau menerka jika hilang sudah rasaku ?
Ah, harusnya bisa terbaca maksud
Agar mengerti kehendak ingin kubangun istana untukmu
Tapi, salah kau artikan sikap
Ahirnya putus harap
Dan terserah !
Itu yang akhirnya sering sengaja terucap
Celetukmu berulang kesal,
Cetusmu kecut menuntut Tuhan
Bahkan kau salahkan !
Jika cita kau tabur untuk bunga kau damba
Mengapa justru mematah ranting sebelum sempat tercium wewanginya
Lantas apa yang sungguh kau mau ?
Jika sudah seperti ini …
BY:http://diningrat.wordpress.com/2012/02/05/apa-maumu-2/
PUISI Apa maumu ?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment