Waktu begitu cepat berlalu, hari telah beranjak sore membuat matahari harus kembali ke peraduannya meninggalkan cahaya jingga kemerahan di ufuk barat sana. Bisma masih duduk dan bercerita-cerita dengan Anisa.
“Ehmm.. Nis, uda sore.. gue pamit pulang yah.. “ ucap Bisma seraya berdiri dari duduknya di tepi kolam tersebut. Anisa hanya mengangguk.
“Salam yah buat Tante Farah..” ucap Bisma lagi. “Kalo besok lo sekolah, lo BBM gue yah..” imbuhnya dari kejauhan. Anisa menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat Bisma menghilang dari pandangannya.
“Christy..” gumam Anisa lirih sambil mengedarkan pandangannya ke langit yang mahaluas terbentang di atasnya.
“Aku sayang Kak Anisa....”
Sebuah suara membuat Anisa kaget. Segera dia mencari sumber suara dengan menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, namun tak ada siapapun di dekat kolam itu kecuali dirinya.
“Christy..” setetes airmata turun ketika Anisa menyebut nama itu lagi.
Anisa menyeka airmatanya, tak ingin menangis lebih lama lagi. “Christy.. gue sayang lo..” gumamnya lirih dan menundukkan kepalanya saat berdiri hendak meninggalkan kolam kecil itu menuju rumahnya.
Matahari memancarkan sinar orange kemerah-merahannya sore itu. Anisa bergegas mandi kemudian mengambil mukenah dari kamarnya dan beranjak pergi ke sebuah masjid di dekat rumahnya. Cukup 5 menit berjalan kaki ke masjid yang megah itu.
***
“Itu cewek kemana yah ?? Udah 3 hari gue ngga liat dia di sini.. Biasanya ke sini terus..” gumam seorang cowok sambil terus memainkan sedotan minumannya. Pandangannya mengarah ke setiap orang yang berlalu lalang di tepi pantai. Namun, tak juga dia menemukan sosok yang di carinya itu kala senja menyapa dunia.
“Allaahu akbar allaahu akbar..”
Terdengar suara adzan berkumandang lumayan jauh dari tempat berdiri cowok itu. Batinnya mengajak agar ia melaksanakan sholat terlebih dulu. Akhirnya kakinya pun melangkah menuju masjid yang hanya di tempuh dalam waktu 2 menit itu menggunakan motornya.
***
Selepas maghrib pemuda itu berinisiatif untuk pulang ke rumahnya. Dan tanpa sengaja, di teras masjid yang megah itu dirinya berpapasan dengan seorang gadis berjilbab yang sudah 3 hari ini tak di temuinya.
“Ehmm.. lo Anisa kan ??” ujar cowok itu sembari menunjuk gadis di depannya. Gadis itu mendongak untuk melihat siapa yang bertanya padanya. “Lo..” katanya sambil menunjuk cowok itu dengan nada terkejut.
“Lo yang waktu itu di tepi pantai itu kan ??” tanya gadis itu yang ternyata adalah Anisa sambil merapikan jilbabnya yang mirip selendang (?) itu.
“Iya.. lo kemana aja ?? gue nungguin lo terus tau di pantai..” ujar cowok itu terus terang.
Anisa mengerutkan keningnya. “Maksud lo ??”
“ehmm,, ngga kok.. eh iya,, kenalin nama gue Ilham.. Ilham Fauzie..” ujar cowok itu memperkenalkan namanya sembari mengulurkan tangannya. Anisa menerima uluran tangan cowok itu. “Gue..-” “Anisa..” omongan Anisa di potong Ilham.
Anisa tersenyum simpul. Keduanya pun menundukkan pandangan dan tersenyum dalam diam.
“Ehh,, gue anter pulang aja yuk..” tawar Ilham memecah keheningan.
Anisa menggelengkan kepalanya, “Ngga usah,Ham.. rumah gue dekat kok dari sini.. paling Cuma 5 menit jalan kaki udah nyampe kok..” tolak Anisa.
“Ohh gitu,, kalo gitu gue pulang duluan yah..” pamit Ilham kemudian menuruni satu-persatu anak tangga masjid itu. Baru beberapa anak tangga yang di turuninya, Ilham kembali dan menemui Anisa yang masih berdiri di teras. “Besok gue masih bisa ketemu lo kan ?” tanya Ilham polos membuat Anisa terkekeh pelan.
“Bisa kok.. di tempat pertama gue ketemu lo..” sahut Anisa membuat Ilham tersenyum. “Oke..” sahut Ilham sambil menuruni satu persatu anak tangga masjid itu, kemudian menyalakan mesin motor ninjanya, dan langsung pergi.
Anisa sendiri kemudian menuruni anak tangga setelah motor Ilham menghilang dari pandangannya di sudut jalan itu. Sambil terus tersenyum dia menyusuri jalan besar itu menuju rumahnya yang memang tak jauh dari masjid yang megah itu.
***
Sampai di rumah, Anisa masih tersenyum ngga jelas sampai lupa memberi salam pada Tante Farah. Tahu bahwa anaknya main nyelonong masuk tanpa salam, Tante Farah yang sedang menonton pun menyusul sang putri ke kamarnya.
’tok tok tok..’ suara pintu kamar Anisa di ketuk sang mama. Namun tak ada tanda-tanda Anisa melangkah ke pintu untuk membukanya.
Sampai mengetuk 3 kali tak ada respon, Tante Farah langsung masuk. Dirinya mendapati sang putri sedang terbaring sambil senyum-senyum, masih menggunakan pakaian saat ke masjid tadi.
Saking asyiknya melamun, Anisa tak menyadari sang Mama yang kini duduk di sebelahnya.
“Ehemmmmm..” deheman sang Mama akhirnya membuyarkan lamunan gadis sunda itu. Dirinya agak kaget mendapati sang Mama yang tiba-tiba berada di kamarnya tanpa mengetuk pintu dulu.
“Mama ?? Kok mama bisa di sini sih ?? ngga ngetuk pintu lagi..” Anisa bergumam kesal. Tante Farah menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya.
“Mama udah ngetuk pintunya 3 kali,Nis.. kamunya ngga buka-buka.. ya udah Mama masuk aja,, ngga taunya anak Mama ini lagi ngelamun nih yeee..” jelas + goda sang Mama membuat Anisa tersenyum cengengesan.
“Ngelamunin apa sih,Nis ??” tanya Tante Farah yang menurut Anisa sangat kepo itu. *eh
“ngga kok,Ma.. Nisa ngga ngelamunin apa-apa kok..” elak Anisa membuat sang Mama menggodanya lagi.
“Ah masaaaa ??” goda Mamanya.
“Ishh.. Mama -,-“ ujar Anisa kesal sambil manyun.
“Ya udah.. tidur yang nyenyak yah sayang..” Tante Farah pun mencium kening sang Putri sebekum akhirnya keluar dari kamar Anisa yang melanjutkan acara ‘ngelamun’nya itu.
Sepeninggal Mamanya, Anisa melangkah pelan ke arah balkon. Balkon itu hanya di batasi pintu kaca yang bening tanpa gorden sehingga mampu memperlihatkan keadaan di luar. Dengan pelan, Anisa mendorong pintu balkon itu kemudian menyilangkan kedua tangannya untuk menahan dingin.
Dalam sunyi dan sepi, Anisa memandangi langit yang kian terang karena bintang-bintang yang bermunculan (?) juga bulan sabit yang cerah dan terlihat bersih (?).
Udara dingin menerpa kulit Anisa bersamaan dengan tangan yang menepuk pelan pundak gadis itu. Anisa menoleh dengan kaget saat ada yang menepuk pundaknya. “Christy..” pekiknya dengan kaget.
Sesosok gadis yang berpakaian layaknya sang Bidadari itu hanya tersenyum. “Apa kabar,Kak ?” tanyanya seraya mendekat dan berdiri di samping Anisa. Dan juga ikut memandangi langit.
“Baik,Christ.. kamu sendiri apa kabar ?? Cantik banget nih yee.. you look like an Angel..” sahut Anisa ceria dan miris saat mengucapkan kalimat yang terakhir.
Christy hanya tersenyum.
“Aku ke sini Cuma mau jenguk kakak.. ehm.. kakak lagi jatuh cinta yaa..” ledek Christy dengan senyuman khasnya dan juga sifat khasnya, pendiam dan lembut.
Anisa memandang adiknya itu yang di sentuhpun tak bisa, “Jatuh cinta ?? Sama siapa ??” elaknya dengan terkekeh sambil memandang Christy yang hampir samar-samar terlihat.
“Kalo ngga salah sama Ilham Ilham itu deh..” godanya.
“Loh,, kata siapa ??” Anisa mengelak.
“Yeee,, Christy kan paranormal..” sahut Christy sekenanya.
“Ahh ngga tau deh,Christ.. Christ,, gue pengen lo balik lagi ke dunia..” sahut Anisa dengan pelan, namun Christy masih mampu mendengarnya.
“Yeeehh,, kak Anisa ngga liat yah Christy sekarang lagi di dunia..” ujarnya terkekeh pelan tanpa memandang Anisa.
“Maksud aku bukan gitu,Christ.. kembali hidup di dunia..” jelas Anisa berhadapan dengan Christy.
Sesosok gadis mirip malaikat itu hanya tersenyum, memahami apa maksud kakaknya. “Maaf,, Christy ngga bisa.. Christy udah tenang di alam Christy sendiri..” sahutnya santai dan tentunya tanpa beban.
“Tapi Bisma ??” tanya Anisa menggantung
“Aku titip dia sama kak Anisa..” ujar Christy. “Ehh iya lupa,, besok ada kejutan buat kak Anisa loh..” imbuh Christy.
Anisa mngerutkan keningnya. Belum sempat di menanyakan apa maksudnya, Christy sudah menghilang dari pandangannya bersamaan dengan bertiupnya angin malam yang sangat dingin. Anisa pun melagkah memasuki kamarnya. Kemudian membaringkan diri dan tak lama kemudian dia pun terlelap dalam buaian Dewi Mimpi.
*
Keesokan harinya..
Hari ini Anisa kembali masuk sekolah. Meski tak sesemangat sebelumnya, namun pagi ini senyumannya kembali terulas di bibir merah jambunya. Entah karena kejadian semalam yang memang membuatnya senyum terus, ataukah dia sendiri yang ingin menerima segala sesuatu di hidupnya. Pagi ini dia berangkat bareng Bisma. Bisma sendiri heran mengapa Anisa seceria dan sesemangat itu hari ini. Namun Bisma hanya bahagia dan tersenyum dalam diam.
Saat di kelas..
Gigi menyenggol lengan Ryn yang asyik membaca paket sejarahnya itu. Ryn yang di senggol pun menoleh ke arah Gigi yang mengisyaratkan melalui matanya agar Ryn melihat siapa yang melangkah ke arahnya. Segera Ryn memasang tampang bingung melihat siapa yang di maksud Gigi. Ryn pun menyenggol Angel yang masih sibuk dengan PR yang belum sempat di kerjakannya tadi malam. Angel yang merasa terusik pun menahan kesalnya saat Ryn menyuruh hal yang sama pada Angel. Ketiga sahabat itu bengong melihat Anisa yang kini tampil di depan mereka dengan semangat dan ceria. Fresh.
“Haaii sahabat-sahabat gueee..” sapa Anisa dengan senyum semangatnya layaknya mentari pagi yang bersinar hangat dan cerah hari itu. Ketiga sahabatnya terpelongo bengong.
“ehh iya.. Haaii..” ucap mereka gelagapan sembari masih bingung. Anisa pun menaruh tas slempangnya di kursi di samping Angel yang menatapnya dengan bengong.
“Lo ceria banget sih hari ini,Nis..” celetuk Angel
“Ada angin apa ??” samber Ryn
“Angin badai..” sahut Gigi
“Angin topan” sela Ryn
“Angin tornado” ujar Angel
“Angin rinduuu..” potong Anisa tiba-tiba membuat ketiga sahabatnya menoleh ke arahnya.
“Ciyee,, rindu Bisma niyeee..” ledek Ryn
“Ciyee..” sahut Angel dan Gigi berbarengan.
“Ihhh mana adaa.. gue rindunya sama kalian tauuu..” sahut Anisa dengan riang, namun obrolan mereka terhenti saat Ibu Wali Kelasnya yang bernama Adinda Adi itu memasuki kelasnya di ikuti seorang anak lelaki. Bell sekolah memang sudah berbunyi sejak tadi.
“Selamat pagi,Anak-anak.. hari ini di kelas kalian ada siswa baru. Ayo, perkenalkan dirimu..” suruh Bu Dinda pada murid baru itu. Anisa yang duduk di pinggir sebelah kiri barisan ke 4 tak mendengarkan wali kelasnya karena sibuk melihat isi tasnya dan mengeluarkan buku pellajarannya hari ini. Belum sempat cowok itu memperkenalkan dirinya, Anisa yang tak sengaja memandangnya terkejut bukan main.
‘dia..’ batin Anisa.
‘...’
TBC or END ??
Title : Love You Sister_7
Genre : Family (?) Friendship (?) Loving (?) Humor (?) etc.
Main Cast : @AnisaChiBi + @ChristyChiBi (?) + AOC
0 comments:
Post a Comment