DalaM kesunyian

Senyap datang....
Menyelinap dari daun jendela
Bersikeras mengulang-ulang tanya
"Kemana hujan"?

"Kemana seribu riuh angan"?

Tidak sempat ia lihat
MataQu basah karena lelah
Riak isak bahkan tidak tersembu-
nyikan...
Sebutir masih jatuh bergulir
Masih tak sempat ia melihat

Qukembangkan pelukan
Pada riwayat yang tertentang,
Ini rupa yang diam-diam Qutangisi
Rasakan dan coba mengerti
Faham akan perih "Di Pisahkan"!!

Lagi-lagi getir mengalir
Bak genangan air usai hujan,
Tapi Tak ada hujan...
Yang Qupunya cuma ratapan dalam
Asa kukuhQu..


Senyap lalu diam...
Menutup jendela perlahan,
Tak perlu lagi hujan
Tak bertanya...
Ia usap basah wajahQu
Berdua kami bertahan...
Menyambut mimpi malam...

Berdua Kami Bertahan,
Berdua Kami Melawan,
Menentang Seribu tangan
yang mengatakan "jangan" !!

Senyap....
Lalu Diam...
Menutup Jendela Perlahan,
Tak perlu Bersedih, biarkan
"seribu" "tangan tangan" itu
menghalang...

Teruskan Saja Menanti Hujan.
Biarkan saja...
"Basah Badan Dalam Angan"