Malam itu gitar dan hanya alunan lagu lah yang temani ku malam itu. Dirumah hanya ada aku dan adikku. Kedua orang tuaku sedang ada tugas diluar kota. Karna aku dan adikku sibuk sekolah. Aku dan adik ku tidak dapat ikut dengan mereka.
“Ya ampun aku lapar…” keluh ku sambil mengusap perut.
Tiba-tiba hp ku berbunyi. Nomor yang tidak aku kenal muncul di kotak masukku. Pesannya berisi ajakan untuk makan bersama sambil mengajak bertemu disebuah restoran yang biasanya aku datangi. Aku penasaran kebetulan aku sedang lapar, setidaknya aku bisa mengisi perut ini..
Akhirnya aku memutuskan untuk menemuinya. Setibanya ditempat itu tiba-tiba dari belakang seseorang memegang tanganku dan mengajak ku masuk. Aku tak sempat melihat wajahnya. Aku menghentikan langkah kakiku mencoba untuk mencari tahu siapa sebenarnya dia. Ketika dia membalikan badannya betapa terkejutnya aku. Ternyata itu adalah Rian. Teman chattingku.
Lamunan ku terhenti oleh tegurannya.
“Ril kamu napa?”
“Hah, oh nggak kok, kamu Rian kan?
“Itu kamu tau.”
“Aku gak mimpikan?” sambil mencubit tangan Rian.
“Aww,, sakit, akh lu napa cih gak percaya banget gw ada disini.” Sambil mengusap-usap tangannya yang tadi sempat aku cubit.
“ Maaf, habisnya kamu datang kesini kok gak kasih tau cih. Jadinya akukan kaget.”
“Kan surprise buat kamu” sambil menunjukan senyuman manisnya pada ku.
Aku hanya senyum dan berkata dalam hati.
“Ya ampun senyumannya, gak di foto profil, gak aslinya tetep aja senyumannya buat aku degdegan. Serasa pengen nyanyi lagunya Sherina yang judulnya Geregetan.” Sambil tertawa kecil.
“ Idich ketawa. Kenapa kamu? Ada yang lucu ya? Ekh ngomong-ngomong gimana penampilan ku malam ini, kerenkan?” sambil berlaga narsis didepan ku.
“Gak mo komen yang penting sekarang kita masuk pokoknya kamu yang bayar. Ok,!” sambil menarik tangannya.
“Idich bayar sendiri,! Weeeeee,,,,!!!!”
***
Setelah makan malam aku mengajak Rian untuk pergi ke taman untuk mengobrol.
“Ril kalo aku ungkapin perasaan ku sama kamu malam ini aku termasuk cowo kurang ajar gak yah?”
“Ngomong apaan sih kamu? Gak ngerti aku.
“ Ril, aku suka ma kamu. Terserah kamu mau anggap aku cowo brengsek atau apapun itu yang penting sekarang kamu tau perasaanku sama kamu.”
“Tapi Rian,,”
“ Ok aku tau, masalahnya ada dijarak kan? “
“Hmppp,, ia.”
Aku terdiam bingung entah jawaban apa yang harus aku pilih. Otak ku mencoba berputar mencari sebuah jawaban yang mesti aku berikan padanya.
“Kenapa kamu mesti ragu? Aku berjanji akan benar-benar mencintai dan menyayangi kamu. Pliss beri aku kepercayaan.”
Akhirnya tanpa pikir panjang aku segitu gampangnya memberikan jawaban singkat itu padanya. Ya sudahlah nasi sudah menjadi bubur. Aku tak bisa menarik kembali kata yang sudah aku ucapkan barusan.Malam itu akhirnya aku jadian dengannya.
Setelah lama mengobrol dengannya. Karna takut pulang terlalu malam akupun diantar pulang oleh Rian. Setelah sampai didepan rumah entah mengapa tangannya begitu erat memegang tanganku seakan tak ingin aku pergi meninggalkannya. Sorot matanya menunjukan ada kesedihan yang dia rasakan. Perasaan ku berubah menjadi khawatir padanya. Saat aku hendak bertanya dia mencium kening ku dan berpamitan pulang padaku. Aku hanya tersenyum dan membiarkan ia pergi.
***
2 hari telah aku jalani namun telah 2 hari juga aku tak dapat kabar darinya. Malam itu sungguh betapa sangat senang hati ku saat aku dapat 1 pesan darinya. Namun isi pesannya begitu aneh untuk ku.
“Ril aku ingin kau bisa mencintai ku walaupun saat ini aku telah tiada.”
Tanpa berpikir secepatnya aku membalas pesan singkat darinya.
“Rian kamu kemana jha? Kenapa kamu baru kasih kabar sama aku.”
Namun tak ada balasan dari dia aku coba telpon nomornya. Tak lama kemudian terdengar suara perempuan.
“Halo”
“ Halo”
“Dengan siapa ya?” Tanya perempuan itu.
“Saya April. Anda siapa? Apa Rian ada?”
“Rian siapa? Saya Rina maaf ini bukan nomor hp Rian dan disini gak ada yang namanya Rian.
“tapi,,”
“Ya sudah mbak mungkin mbak salah sambung. Permisi ya mbak saya banyak pekerjaan. Assalamualaikum..”
Perempuan itu langsung menutup teleponnya. Aku tak bisa berbuat apa-apa.
***
Malam itu aku hanya duduk termenung sambil mendengarkan musik. Tiba-tiba hp ku berdering bertanda ada pesan baru yang masuk. Secepatnya ku buka dan ku lihat isi pesannya. Ternyata isi pesannya sama seperti pesan yang Rian kirim kemarin malam. Betapa terkejutnya aku saat kulihat kembali nomor hp nya. Ternyata nomornya pun sama. Aku secepatnya menelpon nomor itu. Namun tetap sama saja orang yang menjawabnyapun perempuan itu.
“ Halo,”
“Halo,”
“Ada apa ya?”
“Mbak aku mohon, ada yang mesti aku bicarakan dengan Rian. Jadi ijinkan aku untuk bicara dengannnya.
“Maaf, tapi benar disini gak ada yang namanya Rian,,”
“Tapi barusan Rian baru saja mengirim pesan ke no saya. Saya mohon saya ingin sekali bicara dengannya.”
“Dek dengerin ya, kalo dek ingin tau yang sebenarnya gimana kalo kita ketemu. Ada beberapa hal yang mesti saya ceritakan pada mbak jika memang mbak benar pacarnya Rian.”
“Mbak tinggal dimana,? Bagaimana jika saya datang kerumah mbak?”
“ya sudah baiklah, saya tinggal dijalan Cempaka Putih No. 13. Kebetulan besok saya sedang ada dirumah.
“Ya sudah besok saya akan kerumah mbak jam 3.”
***
Sesampainya di alamat yang mbak itu kasih akhirnya Aku bisa bertemu dengannya. Aku coba mengetuk pintu rumahnya.
“Assalamualaikum.”
“Wa’alaikumsalam” Mbak itu membuka pintunya”
“Mbak saya pacarnya Rian”
“Silahkan masuk, mari kita bicarakan didalam.”
“Terima kasih mbak”
Setelah menyiapkan minuman dan beberapa makanan kecil dia pun memulai pembicaraan”
“Sebelumnya saya minta maaf. Karna sebelumnya saya belum bisa ceritakan semua ini.”
“Sebenarnya apa yang terjadi mbak?”
“sebenarnya Rian sudah meninggal 2 minggu yang lalu. Saya adalah sepupunya.
Air mata ku mengalir begitu saja saat ku mendengar kata-kata itu.
“Jadi malam itu,, siapa yang bertemu dengan ku malam itu..???”
“Malam kapan???”
“Beberapa hari setelah meninggalnya Rian???”
Mbak itu hanya terdiam sejenak dan tersenyum sambil mengusap air mata ku. Dia berkata.
“April aku harap kamu bisa cintai aku sampai kapan pun”
“ Maksud mbak apa??? “ Tanya ku bingung
“kata itulah yang ingin dia ucapkan kepada mu. Namun bukan berarti dia gak akan relakan mu untuk oranglain. Yang dia inginkan hanyalah jadikan dia sebagai kekasih hati mu yang selalu ada dihati meskipun bukan disisi mu. Mulai sekarang sudahilah air mata mu karna itu hanya akan membuatnya sedih.
“Terima kasih mbak. Jujur aku memang benar-benar mencintainya. Dan aku yakin hati ini akan selalu yakin padanya,”
“Syukurlah,lebih baik kamu tak usah menangisi dia. Tunjukan senyuman mu. Agar dia dapat merasa tenang disana.”
“Ea mbak” sambil memeluk mbak rina.
0 comments:
Post a Comment