Puisi Ramadhan selalu
menghadirkan serangkain bait yang menggugah keimanan. Rangkaian
kata-katanya indah menggugah perasaan pembacanya untuk larut dalam
nuansa rohani. Puisi Ramadhan tidak hanya sebatas ungkapan penyesalan
hati yang suka menelantarkan kewajiban. Puisi Ramadhan lebih sebagai
pengingat bagi kita yang lebih banyak fokus pada kehidupan dunia yang
akan berakhir. Sadarkah Kita jika dalam sebuah puisi Ramadhan kita bisa
belajar dan memahami ajaran agama. Dari sebuah puisi Ramadhan kita juga
bisa meresapi kebesaran Allah Swt melalui rangkaian bait dalam puisi.
Seperti betapa istimewanya bulan Ramadhan, begitu banyaknya ladang amal
yang kita dapatkan selama beribadah di bulan Ramadhan.
Ajaran agama islam tidak hanya bisa kita dapatkan dari buku-buku pelajaran, atau dari majlis-majlis taklim semata. Dalam sebuah puisi Ramadhan pun bisa kita petik berbagai ajaran agama di dalamnya. Melalui perenungan dalam sebuah puisi Ramadhan, sebenarnya jika kita meresapi lebih dalam, ada banyak hikmah yang bisa kita dapati. Biasanya dalam puisi Ramadhan kita bisa memahami betapa Allah itu Maha Besar, seperti yang bisa kita lihat dalam puisi Ramadhan sebagai berikut.
Bumi ini sudah tua
Senja selalu membayangi kita semua
Seperti Ramadhan yang akan berlalu
Lembayung senja yang menaungi kita semua
Masih kah ada rasa kesombongan
Yang menggelegar dalam hati
Ketika Ramadhan akan segera berlalu
Kupandang lagi langit yang menampilkan senja
Senja yang kadang terlupakan
Senja yang kadang berujung kesedihan tanpa persiapan
Seperti Ramadhan yang akan segera berlalu
Aku selalu terpaku untuk selalu Istiqomah
Predikat yang sulit kuraih dengan statusku ini
Kealpaan sebagai manusia biasa
Kala senja seperti Ramadhan yang akan berlalu
Fenomena kecil di antara langit senja seakan terlupakan
Terlewatkan oleh ego kita sebagai manusia
Melupakan Engkau Ya Rabb, Ya Allah, Tuhan YME
Seperti senja, seperti Ramadhan yang akan segera berlalu
Rasa takjub akan keajaiban senja
Membuat aku seolah terpana untuk beberapa saat
Ternyata banyak anugrah dan keajaiban yang terlewatkan
Aku lupa, waktu saat ini sudah senja
Seperti Ramadhan yang akan segera berlalu
Kemarin pada saat senja
Allah menunjukkan sedikit keajaiban di wilayah langit
Provinsi Sumatera Utara
Membuat kita sedikit tertunduk dan merasa kecil
Karena memang senja itu sudah dekat
Seperti Ramadhan yang akan segera berlalu
Uhhh, ini kah matahari sore yang menyilaukan itu
Memanaskan tubuh dengan suhunya yang dahsyat
Menunggu untuk membakar tubuh-tubuh yang lupa
Lupa akan tujuan akhir dalam hidup
Ketika sadar
Seperti Ramadhan yang akan segera berlalu
Ah senja, selalu saja membuat aku was-was
Dengan kehidupan ini
Semoga semuanya akan baik-baik saja
Semoga aku akan selalu ingat
Dan semoga senyuman ini masih milik kita semua
Dan kita masih bisa melihat kejernihan ciptaan Allah Swt
Seperti menanti kedatangan Ramadhan tahun depan
Semoga Allah mengabulkan kita bertemu dengannya lagi
***by: Said
Kumpulan Hikmah dalam Bait-bait Puisi
Ketika aku masih saja tak mampu
Mensyukuri Ramadhan-Mu yang lalu
Hari-hari-Mu masih saja kulalui
Tanpa isi
Tanpa makna
Tanpa syukur
Bahkan dengan sikap takabur
Kadang kami masih saja lupa
Bahwa Engkaulah Penentu
Kadang kami masih saja
Merasa kebenaran itu hanya punyaku
Yang lain bukan makhluk-Mu
Yang lain bukan umat-Mu
Dalam Doaku...
Sering kusampaikan dengan memaksa
Seolah akulah yang lebih tahu dari-Mu, Sang Maha Tahu
Doaku bukan harapan, tapi satu keharusan
Dan ketika ada satu yang tak Kau kabulkan
Seolah hilang seluruh nikmat yang Kau limpahkan
***
Ada sekuntum hari
Di mana wanginya mengharumi bumi sepanjang waktu
Karena saat itulah kemahamurahan Sang Khaliq berlimpah
Menyatukan pada segala inti hidup
Adalah Ramadhan
Ia bertelaga bening
Airnya mutiara maghfiroh
Gericiknya dzikir dan tadarrus
Tepinya doa lemah lembut, lrih dan berpasrah hati
Siapa tak ingin jadi ikannya?
Mari berenang dengan kesunyian nafsu
Agar setiap sirip kita tak patah sia-sia
Ia rahasia
Tak sekedar lapar dahaga
Tapi sesungguhnya itulah hakekat cinta
Dan salah satu cara bertegur sapa dengan Allah
Karena dengan lapar dan haus
Kita bisa lebih menyadari bahwa kita tak berpunya
Bisa lebih memahami
Bahwa kita tak lebih dari sebutir debu
Di antara kemahaluasan-Nya
Ia sepantasnya dirindukan
Karena Ia lebih
Di cakrawala bertebaran pengampunan Rakhmat
Dan segala kebaikan
Juga Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qodar
***
Puisi Ramadhan yang Dapat Meningkatkan Iman
Rangkaian Puisi Islam
Puisi sebenarnya mempunyai kedudukan yang cukup istimewa dalam pemikiran agama Islam. Puisi menurut pandangan Islam tidak lain hanyalah suatu ujaran yang diciptakan. Oleh karena itu, puisi yang sejalan dengan kebenaran adalah baik. Jadi selama puisi tersebut digunakan untuk memuji Allah Swt dan agama, serta ”mengejek” musuh-musuh Allah Swt dan agama, membuat puisi diperbolehkan. Salah satunya yang bisa kita lakukan adalah membuat puisi Ramadhan.
Puisi Ramadhan menjadi sarana kita untuk memuji, memberikan kabar gembira, peringatan untuk berbuat kebaikan, dan saling sayang menyayangi dalam ikatan persaudaraan. Puisi Ramadhan identik dengan puisi Islami, karena berisi peringatan dan ajaran-ajaran akidah dalam agama Islam. Mengingat bulan Ramadhan adalah bulan mulia, maka puisi Ramadhan merupakan momen yang bagus untuk saling mengingatkan.
Puisi Ramadhan tidak harus mengisahkan tentang bulan Ramadhan saja. Berbagai bentuk ibadah dapat dijadikan sebagai inspirasi dalam membuat puisi Ramadhan ini. Ada banyak inspirasi yang bisa dijadikan sebuah puisi Ramadhan, bahkan setiap perbuatan baik di bulan mulia ini bisa menginspirasi sebuah puisi Ramadhan.
Demikianlah Artikel Kumpulan Kata Kata Puisi Ramadhan
Semoga bermanfaat :)
sumber
Ajaran agama islam tidak hanya bisa kita dapatkan dari buku-buku pelajaran, atau dari majlis-majlis taklim semata. Dalam sebuah puisi Ramadhan pun bisa kita petik berbagai ajaran agama di dalamnya. Melalui perenungan dalam sebuah puisi Ramadhan, sebenarnya jika kita meresapi lebih dalam, ada banyak hikmah yang bisa kita dapati. Biasanya dalam puisi Ramadhan kita bisa memahami betapa Allah itu Maha Besar, seperti yang bisa kita lihat dalam puisi Ramadhan sebagai berikut.
Ramadhan yang Akan Segera Berlalu
Bumi ini sudah tua
Senja selalu membayangi kita semua
Seperti Ramadhan yang akan berlalu
Lembayung senja yang menaungi kita semua
Masih kah ada rasa kesombongan
Yang menggelegar dalam hati
Ketika Ramadhan akan segera berlalu
Kupandang lagi langit yang menampilkan senja
Senja yang kadang terlupakan
Senja yang kadang berujung kesedihan tanpa persiapan
Seperti Ramadhan yang akan segera berlalu
Aku selalu terpaku untuk selalu Istiqomah
Predikat yang sulit kuraih dengan statusku ini
Kealpaan sebagai manusia biasa
Kala senja seperti Ramadhan yang akan berlalu
Fenomena kecil di antara langit senja seakan terlupakan
Terlewatkan oleh ego kita sebagai manusia
Melupakan Engkau Ya Rabb, Ya Allah, Tuhan YME
Seperti senja, seperti Ramadhan yang akan segera berlalu
Rasa takjub akan keajaiban senja
Membuat aku seolah terpana untuk beberapa saat
Ternyata banyak anugrah dan keajaiban yang terlewatkan
Aku lupa, waktu saat ini sudah senja
Seperti Ramadhan yang akan segera berlalu
Kemarin pada saat senja
Allah menunjukkan sedikit keajaiban di wilayah langit
Provinsi Sumatera Utara
Membuat kita sedikit tertunduk dan merasa kecil
Karena memang senja itu sudah dekat
Seperti Ramadhan yang akan segera berlalu
Uhhh, ini kah matahari sore yang menyilaukan itu
Memanaskan tubuh dengan suhunya yang dahsyat
Menunggu untuk membakar tubuh-tubuh yang lupa
Lupa akan tujuan akhir dalam hidup
Ketika sadar
Seperti Ramadhan yang akan segera berlalu
Ah senja, selalu saja membuat aku was-was
Dengan kehidupan ini
Semoga semuanya akan baik-baik saja
Semoga aku akan selalu ingat
Dan semoga senyuman ini masih milik kita semua
Dan kita masih bisa melihat kejernihan ciptaan Allah Swt
Seperti menanti kedatangan Ramadhan tahun depan
Semoga Allah mengabulkan kita bertemu dengannya lagi
***by: Said
Dari bait-bait
puisi Ramadhan di atas, dapat kita petik pelajaran, bahwa hidup ini
hanya Allah Swt tempat kita kembali. Berdasarkan puisi Ramadhan tersebut
bisa kita ambil pelajaran bahwa alam beserta isinya merupakan ciptaan
Allah, dan kita patut mensyukurinya. Melalui bulan Ramadhan yang akan
berakhir ini, merupakan momen yang penting untuk mensyukuri karunia
Allah Swt.
Kumpulan Hikmah dalam Bait-bait Puisi
Padatnya aktivitas
kita, terkadang kita lupa untuk bersyukur, meresapi keagungan Allah
Swt. Ketika membaca bait-bait puisi Ramadhan seolah kita tersadar
kembali akan fitrah kita sebagai hamba-Nya. Terkadang jika kita merasa
kurang memahami apa yang Allah Swt perintahkan, kita menuangkan
sepenggal penyesalan dalam bait-bait puisi Ramadhan.
Puisi Ramadhan
dipandang ampuh untuk menyampaikan beberapa ajaran dan pengingat bagi
kita yang sering melalaikan perintah Allah Swt. Jadi dalam sebuah puisi
Ramadhan bisa dikatakan berperan dalam menyebarluaskan peringatan untuk
kembali pada fitrah kita sebagai hamba Allah Swt. Puisi Ramadhan juga
bisa dijadikan sarana untuk memuji kebesaran dan kekuasaan Allah Swt.
Seperti yang bisa kita lihat dalam penggalan puisi Ramadhan di bawah
ini:
Ya Allah Kau datangkan lagi Ramadhan buatku
Ketika aku masih saja tak mampu
Mensyukuri Ramadhan-Mu yang lalu
Hari-hari-Mu masih saja kulalui
Tanpa isi
Tanpa makna
Tanpa syukur
Bahkan dengan sikap takabur
Kadang kami masih saja lupa
Bahwa Engkaulah Penentu
Kadang kami masih saja
Merasa kebenaran itu hanya punyaku
Yang lain bukan makhluk-Mu
Yang lain bukan umat-Mu
Dalam Doaku...
Sering kusampaikan dengan memaksa
Seolah akulah yang lebih tahu dari-Mu, Sang Maha Tahu
Doaku bukan harapan, tapi satu keharusan
Dan ketika ada satu yang tak Kau kabulkan
Seolah hilang seluruh nikmat yang Kau limpahkan
***
Tak Lebih dari Sebutir Debu
Ada sekuntum hari
Di mana wanginya mengharumi bumi sepanjang waktu
Karena saat itulah kemahamurahan Sang Khaliq berlimpah
Menyatukan pada segala inti hidup
Adalah Ramadhan
Ia bertelaga bening
Airnya mutiara maghfiroh
Gericiknya dzikir dan tadarrus
Tepinya doa lemah lembut, lrih dan berpasrah hati
Siapa tak ingin jadi ikannya?
Mari berenang dengan kesunyian nafsu
Agar setiap sirip kita tak patah sia-sia
Ia rahasia
Tak sekedar lapar dahaga
Tapi sesungguhnya itulah hakekat cinta
Dan salah satu cara bertegur sapa dengan Allah
Karena dengan lapar dan haus
Kita bisa lebih menyadari bahwa kita tak berpunya
Bisa lebih memahami
Bahwa kita tak lebih dari sebutir debu
Di antara kemahaluasan-Nya
Ia sepantasnya dirindukan
Karena Ia lebih
Di cakrawala bertebaran pengampunan Rakhmat
Dan segala kebaikan
Juga Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qodar
***
Ada beberapa ajaran agama yang bisa kita petik dari bait-bait puisi Ramadhan di atas. Puisi Ramadhan dengan judul Puisi Ramadhan,
mengajarkan pada kita arti penting untuk tidak bersikap takabur sama
Allah Swt, bahwa kita harus tahu hanya Allah Swt yang berkuasa atas
hidup kita.
Demikian halnya
dengan puisi Ramadhan dengan judul "Tak lebih dari Sebutir Debu". Dalam
bait puisi tersebut mengingatkan kita yang ibarat debu yang tidak
apa-apanya di mata Allah Swt, hanya dengan berpuasa dan beribadah
kepada-Nya kita kembali di jalan-Nya.
Ya, puisi ramadhan
merupakan sebuah karya yang selalu mengedepankan sifat religius
pengarangnya. Mereka seakan terbenam dalam buaian kebesaran dan
keagungan bulan Ramadhan yang penuh berkah. Setiap bait yang tersusun
tak hanya menggambarkan penyesalan pengarang, namun bisa juga memotivasi
setiap orang yang membacanya untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah
Swt.
Jadi, siapa bilang
puisi Ramadhan hanya untuk mengingatkan pentingnya bulan suci ini.
Puisi Ramadhan juga bisa kita jadikan sebagai media untuk belajar
memahami agama lebih dalam. Bagaimana? Tertarik untuk membuat puisi
Ramadhan karya Anda sendiri? Mulailah dengan mengungkapkan perasaan Anda
ketika berada dalam bulan Ramadhan. Selamat mencoba.
Puisi Ramadhan yang Dapat Meningkatkan Iman
Bulan Ramadhan
adalah bulan yang mulia. Bulan yang dinanti-nanti oleh seluruh umat
islam di seluruh dunia. Bulan suci, di mana kita berlomba-lomba berbuat
kebajikan dan menunaikan kewajiban kepada Allah Swt. Tiada kata yang
mampu terucap bila menyangkut Ramadhan. Hanya untaian puisi
Ramadhan yang bisa mengungkapkanya. Di bulan suci ini banyak kaum muslim
yang menuangkan kegembiraan, ketaqwaan, dan kesucian bulan Ramadhan
melalui puisi Ramadhan.
Puisi Ramadhan
merupakan puisi yang bernuansa islami, yang sarat dengan keagungan Allah
Swt. Puisi Ramadhan berisi ungtaian kata-kata yang berlatarkan nafas
ajaran Islam, terutama terkait dengan ibadah yang kita lakukan selama
bulan suci Ramadhan. Puisi Ramadhan dapat kita jadikan sebagai pengingat
akan kebesaran dan keesaan Allah Swt.
Rangkaian Puisi Islam
Puisi sebenarnya mempunyai kedudukan yang cukup istimewa dalam pemikiran agama Islam. Puisi menurut pandangan Islam tidak lain hanyalah suatu ujaran yang diciptakan. Oleh karena itu, puisi yang sejalan dengan kebenaran adalah baik. Jadi selama puisi tersebut digunakan untuk memuji Allah Swt dan agama, serta ”mengejek” musuh-musuh Allah Swt dan agama, membuat puisi diperbolehkan. Salah satunya yang bisa kita lakukan adalah membuat puisi Ramadhan.
Puisi Ramadhan menjadi sarana kita untuk memuji, memberikan kabar gembira, peringatan untuk berbuat kebaikan, dan saling sayang menyayangi dalam ikatan persaudaraan. Puisi Ramadhan identik dengan puisi Islami, karena berisi peringatan dan ajaran-ajaran akidah dalam agama Islam. Mengingat bulan Ramadhan adalah bulan mulia, maka puisi Ramadhan merupakan momen yang bagus untuk saling mengingatkan.
Puisi Ramadhan tidak harus mengisahkan tentang bulan Ramadhan saja. Berbagai bentuk ibadah dapat dijadikan sebagai inspirasi dalam membuat puisi Ramadhan ini. Ada banyak inspirasi yang bisa dijadikan sebuah puisi Ramadhan, bahkan setiap perbuatan baik di bulan mulia ini bisa menginspirasi sebuah puisi Ramadhan.
Demikianlah Artikel Kumpulan Kata Kata Puisi Ramadhan
Semoga bermanfaat :)
sumber
0 comments:
Post a Comment