Puisi Rintihan Jiwaku


Yaa Allah....
Betapa KUSAYANGI dia,,,betapa sangat BERARTINYA ,,
Dia bagiku,,,jagakan dia untukku,,hapuslah segera ,,
KESEDIHANYA,,,kedukaannya, ringankan beban hatinya..
Sungguh aku tak mampu melihat dia menderita ,,
Menanggung lara yg tk kunjung usai,,,
Akhirilah yaa Allah ,,,,sudahi deritanya,,,berikanlah ..
Segala kemudahan dn kebaikan yaa Allah ,,untuknya,,
Kuatkan dia yaa Allah ,,sehatkan dia,,TEGARKAN dia,,
Padamu yaa Allah,,aku meminta belas kasih dn sayangmu ,untuk dia,,Jangan lah Engkau Bebani dia dgn beban hati yg sangat berat,,cukuplah ujian ini baginya..
Dan gantilah dgn kebahagiaan. Dlm hidupnya...

Yaa Allah ,,engkaulah sang maha kasih,,Dan engkau jga sang maha kehendak,,
Ubahlah AIRMATANYA jdi senyum kebahagiaan ,,
Genggam dia dlm kasih sayangmu,,jga dia dalam belas kasih mu,,
Hanya padamu yaa Allah kusandarkan harap dan doaku,,bagi dia kekasih hatiku,,,kabulkanlah
yaa Allah
Pinta dan harapku padamu untuknya,,,aamiin,aamiin,,aamiin yaa rabbal alamiin..!!
((Disaat aku tiada mampu memberimu sesuatu yang berlebih,,,hanya doa** yg tiada lelah untukmu,,,yang tak bosan ku panjatkan ,,,untuk mu,,,))

By RIE N ITA 

Puisi Sekilas tentang Februari


Kala itu..
Tepat di februari dahulu
Aku mulai memberanikan diri
Merajut asa kembali
Menata serpihan-serpihan luka terdahulu
Aku mulai melirik-lirik
Ya, menatapmu dari kejauhan
Sejauh perbatasan terotoar itu
Terotoar sebagai lalu lintas
Tempat kau berlalu lalang
Sesekali kau tersenyum tanpa ujaran apapun
Aku bahagia meski tanpa berani menyapamu
Sekali
Dua kali
Sampai kesekian kalinya
Aku masih tetap begitu
Duduk sendiri
Menyendiri
Bersenderan ditiang pintu
Menunggumu
Lewat dengan sepintas senyuman kecil dibibir tipismu
Entah kau ada atau tiada
Aku terus melakukan itu
Satu
Dua
sampai kesekian kalinya
Selalu menunggumu
Menatapmu dari kejauhan
Sejauh perbatasan terotoar jalan itu
Senyummu..
Terlihat diantara sepoynya semilir angin
Menghempasku
Mengetuk hatiku
Untuk mulai mencintai lagi
Sayangnya..
Akhir dari februari terlalu menyakitkanku
Meski awalnya begitu indah
AKu harus kehilangan lagi
Lagi lagi tepat diakhir februari semuanya menjadi tangis
Dan yang tertinggal hanyalah sebatas kenangan
Aku sakit lagi
Jatuh lagi
Terluka lagi
Hanya itu yang terasa
Bahagia berubah sekejap mata
Menjadi tangis badai airmata
Terotoar itu..
Tempat berlalu lalangmu
Sebagai perlintasan senyummu
Sepi..
Tanpa adalagi dirimu
Hanya bayang bayang senyummu
Yang terlihat samar menjauhiku
Februari itu..
Hanya tentang perbatasan terotoar
Dan yang tertinggal hanyalah jejak-jejakmu..

Puisi Ini menyesakkanku


Rasany ingin berlalu saja,
Rasa sayang yang tersisa ini
Harapan yang masih teringgal ini
Rasany ingin kuhilangkan tanpa bekas
Tapi mengapa terasa sulit
Setiap hari yang terlewati
Setiap itu selalu ada kenangannya
Dimana aku disitu ia ada
Muncul tanpa kuminta
Tapi tak mau pergi saat kuminta
Ada yang sakit didalam hatiku
Setiap kali aku ingin mencoba membuangnya
Membuang semua tentangnya
Berusaha melupakannya
Setelahnya semua terasa melukai
Aku selalu berdoa agar bisa lupa
Tapi sekeras apa pun aku mencobanya
Semua terasa percuma
Ini menyesakkanku
Ada yang tak bisa kutahan seorang diri
Tapi aku harus menahanny sendirian

Puisi Hampa tanpamu




Hari-hari terasa mati tanpamu disini
Menangis aku
Bila kuingat lagi
Saat patah hatiku
Kau tinggal pergi
Berlinangan kenanganmu
Menyisakan semua rinduku
Masihkah ada aku dihatimu?
Apakah dia tlah seutuhnya memilikimu?
Dunia ini seakan tak pernah adil
Saat kau mencintaiku
Kuabaikanmu
Saat aku mulai menemukan artimu
Kau pun mengabaikan aku
Mengapa harus dia?
Tidakkah selama ini hanya ada namaku?
Detik ini terasa terhenti
Saat tak lagi ada kau disisi
Ingin menemuimu kutakut
Kau kan menolakku tanpa hati

Puisi Merindukanmu




Begitu dekat nafasmu sayang.
Ia dibawa angin, berbisik lembut tentang kabar.
Aku begitu lega. Begitu lapang mendengar kau sehat-sehat saja.

Musim di sini musim romantis dinda.
Ada dua angsa di kolam yang sedang bercerita cinta.
Aku jadi malu dan layu bak gugur daun atau putri malu.
Jantung ini dan senyummu adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan.
Sayang, kemarilah. Aku mau menunjukkan langit indah yang begitu syadu.
Begitu banyak bintang dan sinar bulan yang bermuara ke wajahmu.
Terkadang aku tak tahan di dera rindu. Simpul-simpul itu aku ingin membukanya bersamamu.