Disesap seteguk, terasa
hangat dan manis.
Secangkir teh dipagi hari
menemani sang gundah
Debar cepat dan kemarahan
yang terselesaikan
Umpatan yang tertahan
diujung lidah
Perasaan yang tertahan
Ujung kuku yang membeku
Lidah yang tak sanggup
lagi bilang maaf
Pertahanan diri yang mulai
melemah
Teringat akan sekian janji
yang pernah terurai dulu
Tapi tak satupun jadi
dibingkai dalam tindakan
Teringat akan manisnya
kecupan setelah pertengkaran
Tapi selalu terulang
dengan durasi yang mulai sering
Entah apa ini namanya
Kelelahan luar biasa
Kemarahan tertunda
Kebencian yang menganga
Seandainya aku sanggup
untuk kali ini meninggalkan dia
Akan aku lakukan segera.
Segera.
Memulai hidup baru.
Itupun jika aku sanggup.
Jika aku sanggup.
No comments:
Post a Comment