Puisi Doaku


Doa indah yang kurangkai
Tidak sedikit huruf mengantri karenanya
Tidak sedikit diksi yang kupilih
Kutakut salah merangkai, lalu melukai sekeping hati

Kusadari, wahai jiwa-jiwa yang diciptakanNya
Aku tak lebih dari manusia biasa
yang baru beberapa tahun memijaki jagad raya-Nya

Menjadi salah satu lakon dalam dramaNya
Menbambakan hal yang dibambakan banyak orang
Rasanya aku belum pantas!
Aku belum sepenuhnya berusaha
Kini, aku tengah mempertahankan bayang-bayang yang belum tampak
menggapai embun sejuk, pelepas dahaga, surga pelipur lara.

Sesekali aku tenang, mampu tersenyum untuk hal-hal yang menggelitik hati
Namun tak jarang pula aku meratapi, menyesali nestapa dunia
Bila rima dadaku tergoncang, aku pupus
Mengenyahkan cahaya yang samar-samar membias di depan mata
Istirahat sejenak; menutup mata, memekakkan telinga, membisu dari problema pengkhianatan
fitnah yang menyayat hati

Menjadi satu dari ribuan makhluk
Berkompromi dalam konflik yang entah kapan berakhirnya
Aku tak sabar menanti suatu masa dalam mimpi-mimpi malamku
Memang tidak hanya mimpi indah
Ada kepahitan yang menjadi aksesorisnya
Tanpa kusadari, itu lah yang membuat cerita perjuanganku terasa manis
Aku tak rela mundur darinya
Meski terselip kepahitan padanya, aku tak peduli
Jika terjatuh, aku masih mampu berdiri kembali
Kuyakin, suatu hari kelak aku akan memetik buah dari perjuangan tak biasa ini!


Karya:Ainul Mardiah 
E-Mail:mardhiyyah2812@gmail.com 

No comments:

Post a Comment