Ini adalah kisah dibalik khayalanku.
Angan-angan sunyi dalam genggamanku.
Euporia 17 tahun yang lalu.
Masih tersimpan dalam sastra dan lagu.
Angan-angan sunyi dalam genggamanku.
Euporia 17 tahun yang lalu.
Masih tersimpan dalam sastra dan lagu.
Aku kembali pada memori lama.
Rasanya tak ingin lagi kembali kesana.
Ingin sekali aku membuangnya.
Tapi aku tak mampu melupakannya.
Mentari pagi berpendar malu-malu.
Seakan mengatakan ada hari yang baru.
Dimulai dari titik-titik terberatku.
Menuai peradaban baru.
Seakan mengatakan ada hari yang baru.
Dimulai dari titik-titik terberatku.
Menuai peradaban baru.
Terukir sajak pada puisi lama.
Indah menghanyutkan dilema.
Meninggalkan jejak-jejak semesta.
Memudarkan kalut-kalut fakta.
Indah menghanyutkan dilema.
Meninggalkan jejak-jejak semesta.
Memudarkan kalut-kalut fakta.
Berawal dari sketsa-sketsa kasar.
Membentuk lukisan yang tawar.
Disanalah aku berputar.
Membentuk lukisan yang tawar.
Disanalah aku berputar.
Kembalikan warna-warna mawar.
Seolah menjadi kebanggaan diri.
Lantunan sajak-sajak sejati.
Menggema dalam nada dan intonasi
Terkenang selalu di dalam hati.
Lantunan sajak-sajak sejati.
Menggema dalam nada dan intonasi
Terkenang selalu di dalam hati.
Dipuncak kabut-kabut mentari.
Menggambarkan pesona diri.
Membekas dalam pribadi.
Akan selalu menjadi bukti.
Aku menggenggam mentari.
Menggambarkan pesona diri.
Membekas dalam pribadi.
Akan selalu menjadi bukti.
Aku menggenggam mentari.
Ciamis, 16 April 2015
karya : Nelin A
gmail : nelinaguslina323@gmail.com
No comments:
Post a Comment