- Adu Hebat Tentara Amerika, Rusia, Inggris dan Indonesia
Pada suatu hari empat orang tentara dari negeri yang berbeda ketemu
di sebuah cafe di jalan jaksa. Setelah minum satu krat bir keempatnya
mulai mabuk dan memuji-muji kehebatan tentara negerinya massing-masing.
Tentara Amerika, kami punya rudal yang bisa menembak seekor ayam
dengan tepat dari jarak 5000 kilometer tanpa meleset sedikitpun.
Tentara Rusia, Itu belum seberapa, kami punya rudal yang bila ditembakan dari Moscow bisa menembak seekor ikan tuna yang sedang berenang disamudera Pacifik tepat dikepalanya.
Tentara Inggris, Itu belum seberapa, kami sudah mengembangkan jenis rudal baru yang bila diledakan di Bagdat, maka orang-orang di New Delhi akan terkencing-kencing mendengar suaranya.
Tentara Indonesia yang sudah agak mabuk lalu menimpali itu sikh belum apa-apa, kalau disini kami nggak perlu rudal-rudalan segala, cukup kepasar dengan pake seragam bisa dapat ayam, ikan tuna dan membuat si pedagang terkencing-kencing melihat pestol kami.
Tentara Rusia, Itu belum seberapa, kami punya rudal yang bila ditembakan dari Moscow bisa menembak seekor ikan tuna yang sedang berenang disamudera Pacifik tepat dikepalanya.
Tentara Inggris, Itu belum seberapa, kami sudah mengembangkan jenis rudal baru yang bila diledakan di Bagdat, maka orang-orang di New Delhi akan terkencing-kencing mendengar suaranya.
Tentara Indonesia yang sudah agak mabuk lalu menimpali itu sikh belum apa-apa, kalau disini kami nggak perlu rudal-rudalan segala, cukup kepasar dengan pake seragam bisa dapat ayam, ikan tuna dan membuat si pedagang terkencing-kencing melihat pestol kami.
- Hutan Sahara
Mang Ucup (punten mang ) yang bertubuh mungil melamar untk menjadi penebang pohon di dept. Pekerjaan Umum.
“Maaf,” ujar petugas PU sambil melihat tubuh mang Ucup dari kepala ke kaki, “Tubuh anda terlalu kecil”.
“Beri saya kesempatan, saya yakin bapak tidak akan menyesal” kata mang Ucup.
“Baik,” kata petgas PU, “Lihat pohon besar itu? coba tebang”.
Tidak sampai setengah jam kemudian, pohon besar itu rata dengan tanah.
“Dimana anda belajar menebang secepat itu?” tanya petugas PU kagum.
“Di hutan Sahara”
“Maksud anda di gurun Sahara??”
“Oh… itukah namanya sekarang??”
“Beri saya kesempatan, saya yakin bapak tidak akan menyesal” kata mang Ucup.
“Baik,” kata petgas PU, “Lihat pohon besar itu? coba tebang”.
Tidak sampai setengah jam kemudian, pohon besar itu rata dengan tanah.
“Dimana anda belajar menebang secepat itu?” tanya petugas PU kagum.
“Di hutan Sahara”
“Maksud anda di gurun Sahara??”
“Oh… itukah namanya sekarang??”
- Obat Cacing
Suatu pagi yang indah kat sebuah SD, seorang guru mengajar anak2
muridnya tentang betapa bahayanya minuman keras kepada mereka. Sebelum
memulai mata pelajarannya pada hari itu dia telah mengambil 2 ekor
cacing yang hidup, sebagai sampel kehidupan dan dua gelas minuman yang
masing2 berisi dengan air mineral dan arak..
“Coba perhatikan murid2.. lihat bagaimana saya akan memasukkan cacing
ini kedalam gelas, perhatikan betul2. Cacing yang sebelah kanan saya,
akan saya masukkan ke dalam air mineral dan cacing yang sebelah kiri
saya akan masukkan ke dalam arak. Perhatikan yaaa.”
Semua mata tertuju pada kedua2 ekor cacing itu.
lalu cacing yang berada dalam gelas yang berisi air mineral itu berenang2 di dasar gelas, sedangkan cacing yang berada di dalam arak menggeletek lalu mati. Si guru tersenyum lebar melihat anak2 muridnya sangat fokus
“Baiklah murid2, apa yang kamu dapat dai hasil test tadii??”
Dengan penuh yakin anak2 muridnya menjawab,
“UNTUK MENGHILANGKAN PENYAKIT CACINGAN…MINUMLAH ARAK…”
Semua mata tertuju pada kedua2 ekor cacing itu.
lalu cacing yang berada dalam gelas yang berisi air mineral itu berenang2 di dasar gelas, sedangkan cacing yang berada di dalam arak menggeletek lalu mati. Si guru tersenyum lebar melihat anak2 muridnya sangat fokus
“Baiklah murid2, apa yang kamu dapat dai hasil test tadii??”
Dengan penuh yakin anak2 muridnya menjawab,
“UNTUK MENGHILANGKAN PENYAKIT CACINGAN…MINUMLAH ARAK…”
- Kursi Listrik
Seorang petugas penjaga penjara mencoba menghibur terpidana yang hari itu akan menjalani hukuman matinya diatas kursi listrik.
Petugas itu berkata : “Jangan terlalu gelisah, karena daya voltage
listriknya sangat tinggi, lagian itu terjadi dalam waktu yang singkat
sekali, sehingga kamu tidak akan merasakan apapun dalam kematianmu.
Apa mau dikata saat itu dari kejauhan terdengar teriakan orang yang kesakitan luar biasa, dan itu berlangsung berkepanjangan
Petugas itu berkata lagi : “Saya pergi kesana sebentar untuk melihat yaaa…….”
Tak lama ia kembali, kemudian dengan santainya dia menjelaskan : “Tak ada masalah yang berarti, cuma masalah teknis saja kok, tadi itu rupanya skering listriknya putus, maka digunakan LILIN sebagai gantinya, itu sajaaaaa………”
Terpidana : “…………”
Apa mau dikata saat itu dari kejauhan terdengar teriakan orang yang kesakitan luar biasa, dan itu berlangsung berkepanjangan
Petugas itu berkata lagi : “Saya pergi kesana sebentar untuk melihat yaaa…….”
Tak lama ia kembali, kemudian dengan santainya dia menjelaskan : “Tak ada masalah yang berarti, cuma masalah teknis saja kok, tadi itu rupanya skering listriknya putus, maka digunakan LILIN sebagai gantinya, itu sajaaaaa………”
Terpidana : “…………”
- Cerita dari negeri Matahari
Pada suatu ketika di Jepang hiduplah seorang lelaki yang sederhana,
namanya Oda. Ia memiliki seorang isteri yang sangat cantik dan sangat
disayanginya.
Namun sang isteri mempunyai kebiasaan buruk, yaitu tiap kali diajak
bicara pasti akan keterusan alias teramat sangat cerewet sekali.
Selain itu sang isteri tersebut juga suka mengumpat dengan kata-kata yang keras dan *****akkan telinga sehingga orang-orang tidak mau dekat-dekat dengannya. Sebenarnya, Oda sangat menyayangi isterinya itu, tapi para tetangganya yang merasa terganggu lambat laun berani juga mengadu pada Oda perihal isterinya itu.
Akhirnya Oda pun termakan kata-kata tetangganya. Ia berpikir bagaimana melenyapkan isterinya dari muka bumi.
Suatu ketika Oda mengajak isterinya berjalan-jalan ke kuil tua di tengah hutan. ketika melewati bagian belakang kuil yang sudah rusak, Oda melihat sebuah sumur tua yang tak digunakan lagi. Maka ia berpura-pura mengajak isterinya melihat burung di pohon besar dekat sumur itu. Lantas dengan tiba-tiba Oda mendorong isterinya itu masuk ke sumur.
Pada lima menit pertama Oda merasa sangat bahagia karena sepanjang hidupnya baru kali ini ia merasakan suasana yang begitu tenang tanpa celoteh isterinya.
Lima menit kedua, Oda mulai merasa sepi juga karena tidak terbiasa dengan kesunyian.
Akhirnya lima menit ketiga dengan keragu-raguan Oda kembali menuju sumur angker tersebut. Ia menurunkan tali timba dan berteriak menyuruh istrinya naik.
Begitu terkejutnya Oda ketika yang naik bukan istrinya melainkan sesosok makhluk menyeramkan dengan bulu lebat di sekujur tubuhnya, dialah makhluk penunggu Sumur tua itu.
Oda lantas bertanya, “Lho, kenapa kamu yang naik??”
Lantas makhluk itupun dengan wajah pucat ketakutan menjawab, “Aku takut, di bawah ada orang cerewet sekali………”
Selain itu sang isteri tersebut juga suka mengumpat dengan kata-kata yang keras dan *****akkan telinga sehingga orang-orang tidak mau dekat-dekat dengannya. Sebenarnya, Oda sangat menyayangi isterinya itu, tapi para tetangganya yang merasa terganggu lambat laun berani juga mengadu pada Oda perihal isterinya itu.
Akhirnya Oda pun termakan kata-kata tetangganya. Ia berpikir bagaimana melenyapkan isterinya dari muka bumi.
Suatu ketika Oda mengajak isterinya berjalan-jalan ke kuil tua di tengah hutan. ketika melewati bagian belakang kuil yang sudah rusak, Oda melihat sebuah sumur tua yang tak digunakan lagi. Maka ia berpura-pura mengajak isterinya melihat burung di pohon besar dekat sumur itu. Lantas dengan tiba-tiba Oda mendorong isterinya itu masuk ke sumur.
Pada lima menit pertama Oda merasa sangat bahagia karena sepanjang hidupnya baru kali ini ia merasakan suasana yang begitu tenang tanpa celoteh isterinya.
Lima menit kedua, Oda mulai merasa sepi juga karena tidak terbiasa dengan kesunyian.
Akhirnya lima menit ketiga dengan keragu-raguan Oda kembali menuju sumur angker tersebut. Ia menurunkan tali timba dan berteriak menyuruh istrinya naik.
Begitu terkejutnya Oda ketika yang naik bukan istrinya melainkan sesosok makhluk menyeramkan dengan bulu lebat di sekujur tubuhnya, dialah makhluk penunggu Sumur tua itu.
Oda lantas bertanya, “Lho, kenapa kamu yang naik??”
Lantas makhluk itupun dengan wajah pucat ketakutan menjawab, “Aku takut, di bawah ada orang cerewet sekali………”
- Rumput Hijau Vs Rumput Hitam
Di sebuah lapangan golf tampak dua orang pemuda sedang asyik berbincang-bincang.
Tono : “Bud, kenapa ya kalo main golf yang mesti masuk bolanya?”
Budi menjawab dengan santai…
Budi : “Iya jelas Ton! Karena pada lapangan golf rumputnya hijau!”
Tono nampak semakin bingung…
Tono : “Apa hubungannya dengan rumput hijau??!”
Budi : “Kalau rumputnya hitam yamg masuk bukan bolanya, tapi sticknya!!!!”
Tono : “Bud, kenapa ya kalo main golf yang mesti masuk bolanya?”
Budi menjawab dengan santai…
Budi : “Iya jelas Ton! Karena pada lapangan golf rumputnya hijau!”
Tono nampak semakin bingung…
Tono : “Apa hubungannya dengan rumput hijau??!”
Budi : “Kalau rumputnya hitam yamg masuk bukan bolanya, tapi sticknya!!!!”
- Nama Jalan Panjang
Ada seorang bule lagi jalan-jalan di Bali. Iseng-iseng dia
menghafal nama-nama jalan. Setelah capek dia berjalan dan ditambah
pusing kepalanya krn nama-nama jalan yg barusan dibacanya, berhentilah
dia lalu berkata kepada warga sekitar yg kebetulan lewat,
Bule : “Saya heran dan salut sama orang Indonesia bisa menghafal nama jalan yang panjang-panjang?”
Warga lokal : “Contohnya?”
Bule: “Jalan pelan-pelan banyak anak kecil!”
Warga lokal : “Contohnya?”
Bule: “Jalan pelan-pelan banyak anak kecil!”
- Tanah Lot
Pada suatu hari, sepasang turis lokal pergi berlibur ke Bali. Di
sana mereka mengunjungi tempat-tempat wisata seperti, Ubud, Danau Batur
dan Tanah Lot. Setibanya di Tanah Lot, Pasangan itu memperdebatkan
sesuatu hal yang sepele.
Si suami berkata, “Menurut papan penunjuk arah di depan sana, tempat ini namanya Tanah Rot.”
Namun si istri membantah, “Nggak, tempat ini namanya Tanah Lot”
“Tanah Rot!” kata si suami.
“Nggak, Tanah Lot!” bantah si istri lagi.
“Tanah Rot!”
“Tanah Lot!”
“Ta-rot!”
“Ta-lot!”
“TR!”
“TL!”
“Rot!”
“Lot!”
“Rot! Rot! Rot!” balas si suami.
“Lot! Lot! Lot!” balas istrinya.
“Ya, udah, daripada kita ribut, nah … tuh ada orang berpakaian adat Bali, kita tanya aja orang itu. Aku yakin dia tahu banyak akan tempat-tempat wisata di sini,” kata si suami.
Lantas si suami bertanya kepada bapak tua yang berpakaian adat Bali tersebut. Katanya, “Pak, numpang tanya, yach … tempat ini namanya Tanah Rot atau Tanah Lot? sebab menurut papan penunjuk jalan itu, tempat ini namanya Tanah Rot, sedangkan di peta katanya tempat ini bernama Tanah Lot, karena menurut saya bapak ini orang Bali, jadi saya yakin kalo bapak tahu banyak akan tempat ini. Jadi yang benar namanya apa, Pak?”
“Namanya Tanah Rot”, jawab si bapak tua.
“Tanah Rot, Pak?” Kata si suami seolah tidak percaya.
“Ya, benar,” jawabnya lagi.
Lantas si suami berkata kepada istrinya, “Tuh kan … aku bilang juga apa. Tanah Rot, ya, Tanah Rot!”
“Jadi bukan Tanah Lot, khan, Pak?”, katanya kepada bapak tua tersebut.
“Bukan!”
“Wah, kalo begitu terima kasih banyak ya, Pak,” kata si suami. “Kalo bukan karena bapak, mungkin kami di sini bisa berdebat seharian penuh mengenai hal ini. Sekali lagi terima kasih, Pak!”
“KEMBARI…,” jawab si Bapak Tua sambil berlalu dari tempat itu.
Namun si istri membantah, “Nggak, tempat ini namanya Tanah Lot”
“Tanah Rot!” kata si suami.
“Nggak, Tanah Lot!” bantah si istri lagi.
“Tanah Rot!”
“Tanah Lot!”
“Ta-rot!”
“Ta-lot!”
“TR!”
“TL!”
“Rot!”
“Lot!”
“Rot! Rot! Rot!” balas si suami.
“Lot! Lot! Lot!” balas istrinya.
“Ya, udah, daripada kita ribut, nah … tuh ada orang berpakaian adat Bali, kita tanya aja orang itu. Aku yakin dia tahu banyak akan tempat-tempat wisata di sini,” kata si suami.
Lantas si suami bertanya kepada bapak tua yang berpakaian adat Bali tersebut. Katanya, “Pak, numpang tanya, yach … tempat ini namanya Tanah Rot atau Tanah Lot? sebab menurut papan penunjuk jalan itu, tempat ini namanya Tanah Rot, sedangkan di peta katanya tempat ini bernama Tanah Lot, karena menurut saya bapak ini orang Bali, jadi saya yakin kalo bapak tahu banyak akan tempat ini. Jadi yang benar namanya apa, Pak?”
“Namanya Tanah Rot”, jawab si bapak tua.
“Tanah Rot, Pak?” Kata si suami seolah tidak percaya.
“Ya, benar,” jawabnya lagi.
Lantas si suami berkata kepada istrinya, “Tuh kan … aku bilang juga apa. Tanah Rot, ya, Tanah Rot!”
“Jadi bukan Tanah Lot, khan, Pak?”, katanya kepada bapak tua tersebut.
“Bukan!”
“Wah, kalo begitu terima kasih banyak ya, Pak,” kata si suami. “Kalo bukan karena bapak, mungkin kami di sini bisa berdebat seharian penuh mengenai hal ini. Sekali lagi terima kasih, Pak!”
“KEMBARI…,” jawab si Bapak Tua sambil berlalu dari tempat itu.
- Pertengkaran Rumah Tangga
Umar lagi asik-asiknye nonton bola depan tipi, tau-tau bininye nyelonong :
“Bang, lampu teras putus, tolong gantiin ame yang baru dong!”
“Masang lampu ?!!!, lu kire gue PLN apah…!!!” jawab Umar enteng.
“Ya udeh kalo kaga mau, benerin aje keran kamar mandi, itu tuh aernye ampe luber-luber”
“Benerin keran ?!!!, lu kire gue PAM kali…!!!”
“Ya udeh, kalo lu pegi beli rokok ke warung aje gue nitip minyak”
“Lu kagak bisa liat orang lagi enak nonton kali ye, lu kire gue PERTAMINEEE…!!!” Umar sewot. Lantaran berasa digangguin terus, Umar ngeloyor ke rumah tetangge,balik-balik jem 2. Tapinye Umar kaget lantaran terasnye udah terang. Terus Umar ke kamar mandi, aer udah kaga luber-luber. Ke dapur jerigen minyak juga udah pull tenk.
Paginye Umar nanya ame bininye: “Lu minta tulung ame siape…?”
“Gini bang, abis abang minggat, gue nangis di teras. Terus ade cowok ganteng lewat nanyain gue. Gue cerite ape adenye, juga soal abang yang sewot. Terus die nawarin buat ngebantuin, tapi ada syaratnye.”
“Ape syaratnye…?” Umar pingin tau.
“Syaratnye bisa pilih, gue bikinin die roti atawa tidur ame die”
“Terus yg pasti elu bikinin die roti kan…?” Umar ngedesek.
“Bikinin roti ?!!! .. Lu pikir gue HOLLAND BAKERY apee…?!!!”
“Bang, lampu teras putus, tolong gantiin ame yang baru dong!”
“Masang lampu ?!!!, lu kire gue PLN apah…!!!” jawab Umar enteng.
“Ya udeh kalo kaga mau, benerin aje keran kamar mandi, itu tuh aernye ampe luber-luber”
“Benerin keran ?!!!, lu kire gue PAM kali…!!!”
“Ya udeh, kalo lu pegi beli rokok ke warung aje gue nitip minyak”
“Lu kagak bisa liat orang lagi enak nonton kali ye, lu kire gue PERTAMINEEE…!!!” Umar sewot. Lantaran berasa digangguin terus, Umar ngeloyor ke rumah tetangge,balik-balik jem 2. Tapinye Umar kaget lantaran terasnye udah terang. Terus Umar ke kamar mandi, aer udah kaga luber-luber. Ke dapur jerigen minyak juga udah pull tenk.
Paginye Umar nanya ame bininye: “Lu minta tulung ame siape…?”
“Gini bang, abis abang minggat, gue nangis di teras. Terus ade cowok ganteng lewat nanyain gue. Gue cerite ape adenye, juga soal abang yang sewot. Terus die nawarin buat ngebantuin, tapi ada syaratnye.”
“Ape syaratnye…?” Umar pingin tau.
“Syaratnye bisa pilih, gue bikinin die roti atawa tidur ame die”
“Terus yg pasti elu bikinin die roti kan…?” Umar ngedesek.
“Bikinin roti ?!!! .. Lu pikir gue HOLLAND BAKERY apee…?!!!”
- Sama Gagapnya
Seorang lelaki yang cukup tua yang telah menempuh perjalanan jauh
tiba disebuah kota dan bertanya pada anak kecil yamg tengah bermain.
“Ee..nak, pe..pe..pengi..na..na..pan, ter..ter..dekat, le..lewat, ma..ma..mana..ya ?”
Anak kecil yang ditanya hanya diam saja. Lelaki tersebut bertanya kembali.
“Nak..,le..le..wat, ma..ma..mana, ka..ka..ka..kalau.., mau ke..ke.., pe..pe..pengina..na..pan, ter…ter..de..dekat ?”
Anak tersebut tetap diam, hanya memandang saja. Untuk ketiga kalinya, Lelaki itu bertanya, tapi tetap tidak mendapat jawaban. Akhirnya dia beranjak pergi, sambil menggerutu. Seorang Bapak yang kebetulan menyaksikan kejadian tersebut, menghampiri anak itu dan bertanya.
“Anak baik, kenapa tidak mau menjawab pertanyaan Lelaki tadi. Kamu tidak tahu jalan ke Penginapan ?”
“Sa..sa…saya, se..se..se…sebenarnya, ta..ta..tahu. Ta..tapi sa…sa…saya, ta..ta…ta..takut di ga..ga…ga…gampar, di..di…di..dikira ngi..ngi..ngi…ngina.”
segitu aja dulu gan semoga bisa menghibur hehehheee
sumber
Anak kecil yang ditanya hanya diam saja. Lelaki tersebut bertanya kembali.
“Nak..,le..le..wat, ma..ma..mana, ka..ka..ka..kalau.., mau ke..ke.., pe..pe..pengina..na..pan, ter…ter..de..dekat ?”
Anak tersebut tetap diam, hanya memandang saja. Untuk ketiga kalinya, Lelaki itu bertanya, tapi tetap tidak mendapat jawaban. Akhirnya dia beranjak pergi, sambil menggerutu. Seorang Bapak yang kebetulan menyaksikan kejadian tersebut, menghampiri anak itu dan bertanya.
“Anak baik, kenapa tidak mau menjawab pertanyaan Lelaki tadi. Kamu tidak tahu jalan ke Penginapan ?”
“Sa..sa…saya, se..se..se…sebenarnya, ta..ta..tahu. Ta..tapi sa…sa…saya, ta..ta…ta..takut di ga..ga…ga…gampar, di..di…di..dikira ngi..ngi..ngi…ngina.”
segitu aja dulu gan semoga bisa menghibur hehehheee
sumber
No comments:
Post a Comment