Nama aslinya adalah Mas Karèbèt,
putra Ki Ageng Pengging atau Ki Kebo Kenanga murid Syekh Siti Jenar.
lahir pada abad 15 ketika kekhalifahan islam turki menjadi penguasa
dunia setelah penaklukan ibukota byzantium romawi, konstantinopel. jaka
tingkir adalah pejabat penting di kerajaan islam demak, yaitu kerajaan
islam yang menguasai tanah jawa
KISAH DONGENG TRAGEDI CINTA JOKO TINGKIR
Alih-alih memandikan bayinya yang baru lahir ke sebuah sungai (sesuai
tradisi yang berlaku dikeluarga mereka) Nyi Ageng Pengging didampingi
mertuanya Nyi Ageng Tingkir justru mengalami peristiwa tragis dan
mengejutkan. Yakni melihat Kebo Kenanga suaminya tercinta mati terbunuh.
Dalam marah dan panik, Nyi Ageng Pengging coba mengejar para pembunuh
namun gagal, Nyi Ageng Pengging malah terpeleset jatuh ke sungai yang
mengakibatkan Nyi Ageng Pengging mati seketika. Sementara bayinya yang
terlempar nyaris disantap oleh seekor buaya pemangsa, tetapi keburu
diselamatkan sepasang buaya putih setelah lebih dahulu bertarung
menaklukkan buaya pemangsa. Pasangan buaya putih tersebut kemudian
membawa sang bayi ke goa tempat mereka bersarang untuk dirawat dan
dihidupi.
Dan terjadilah keajaiban itu. Memasuki usia lima tahun, secara
mengejutkan salah satu telur pasangan buaya yang belum juga menetes,
sementara telur-telur lainnya sudah lama menetas, tiba-tiba menetas
sendiri dalam pelukan bocah Nyi Ageng Pengging. Sempat tercengang
melihat kelahiran bayi buaya, sang bocah yang saat itu tengah kelaparan
langsung menyantap air ketuban serta pecahan-pecahan kulit telur bayi
buaya tersebut.
Yang diluar dugaan justru memberikan kekuatan fisik maha dasyat pada
dirinya, diluar kekuatan manusia normal pada umumnya. Oleh pasangan
buaya putih, anak manusia yang mereka anggap anak sendiri itu kemudian
mereka berinama Jaka Tingkir. Sementara bayi mereka sendiri yang baru
lahir diberi nama Joko Tangkur. Dan dianggap saudara oleh Jaka Tingkir.
Khasiat dari apa yang dimakan oleh Jaka Tingkir terbukti lima tahun
kemudian. Jaka Tingkir mampu menaklukan seekor banteng liar yang nyaris
menyeruduk dan menghabisi nyawa Ayu Pembayun, bocah perempuan seorang
konglomerat bernama Trenggono. Dan sekaligus juga mempertemukan Jaka
Tingkir dengan nenek kandungnya, yakni Nyi Ageng Tingkir.
Yang setelah melihat tanda lahir ditubuh Jaka Tingkir langsung
mengenali sang bocah sebagai cucunya yang hilang sepuluh tahun silam.
Jaka Tingkir pun kemudian tinggal bersama neneknya, sambil sesekali
diperbolehkan berkumpul dengan keluarga angkatnya, para buaya putih.
Lalu malapetaka itu pun terjadi. Untuk menghormati kepahlawanan Jaka
Tingkir yang menyelamatkan puteri tercintanya dari amukan banteng,
Trenggono mengundang Jaka Tingkir dan neneknya menghadiri jamuan makan
di puri kediaman Trenggono. Yang justru berbuntut mengejutkan. Nyi Ageng
Tingkir yang mengenali Trenggono sebagai salah seorang pembunuh ayah
Jaka Tingkir, langsung menyeret pulang cucunya lalu menceritakan siapa
dan peristiwa apa yang telah menimpa kedua orangtua kandungnya.
Yang menimbulkan kemarahan serta dendam dalam diri Jaka Tingkir untuk
membalas kematian kedua orang tuanya suatu hari kelak. Niat serta
kemarahan yang mau tidak mau menyebabkan Jaka Tingkir dan Ayu Pembayun
berpisah dan tidak mungkin lagi berhubungan satu sama lain, meskipun
mereka berdua diam - diam sudah saling jatuh hati pada pandang pertama.
Namun takfir berkehendak lain. Memasuki usia dewasa, saudara buaya
Jaka Tingkir yaitu Joko Tangkur ditangkap oleh seorang pawang untuk
dipersembahkan kepada Trenggono. Yang saat itu sangat membutuhkan
tangkur buaya putih untuk mempertahankan stamina tubuh serta kharisma
dirinya sebagai pengusaha sohor dan terhormat.
Hal mana membuat Jaka Tingkir marah besar dan dalam usahanya
menyelamatkan Joko Tangkur mau tak mau mempertemukan kembali dengan Ayu
Pembayun. Dan cinta lama yang sempat terbunuh, hidup dan bersemi
kembali. Bahkan Ayu Pembayun sampai nekat memutuskan pertunangannya
dengan Kebo Pamungkas, seorang pengusaha muda yang perusahaannya ikut
menopang bahkan kemudian melakukan merger dengan perusahaan Trenggono.
Pemutusan pertunangan tersebut tentu saja membuat Kebo Pamungkas
marah besar. Dan dalam kemarahannya, Kebo Pamungkas langsung menampilkan
wujud dirinya yang sesungguhnya, yakni sosok jin mengerikan. Yang
bangsanya pada masa dahulu telah digempur dan dimusnahkan leluhur
Trenggono. Dan setelah menunggu ratusan tahun, Kebo Pamungkas melakukan
pendekatan usaha sekaligus kekeluargaan dengan menikahi Ayu Pembayun
demi mencapai sebuah tujuan mengerikan yang sudah lama ia rancang.
Membalas dendam atas kematian para pendahulunya, sambil sekaligus
melahirkan dan membangkitkan kembali bangsa jin yang telah punah.
Melalui rahim Ayu Pembayun.
Petaka itulah yang harus dihadapi dan harus dituntaskan oleh Jaka
Tingkir. Balas dendam atas kematian orangtuanya, sekaligus menyelamatkan
kekasihnya Ayu Pembayun dari angkara murka sang jin.
No comments:
Post a Comment