oleh: Menning
Pagi yang bisu, temaram lampu kamar tak bisa menghangatkan dinginnya waktu. Di luar sepi, hanya denting suara jam dinding terdengar sayup, pukul 01.00 WIB. Selarut itu DISA sama sekali tak bisa memejamkan mata, angan-angannya melayang-layang, DISA bukan wanita gaul atau wanita dengan gaya hidup modern.
Masa remaja DISA yang berat tinggal di rumah geribik bambu, lantai tanah, belum ada listrik, belum ada air bersih apalagi fasilitas yang menurutnya mewah seperti tv tak pernah ada. Hingga dia harus kehilangan ayahnya saat masih kelas 3 SMA. DISA anak kedua dari lima bersaudara harus rela mengubur impiannya untuk melanjutkan kuliah, karena tak ada biaya. Jangankan untuk kuliah untuk makan saja sangat sulit.
Masa remajanya yang berat ternyata tak selesai begitu saja, sampai dalam kehidupannya berumahtangga. DISA menikah dengan lelaki pecandu obat, lelaki temperamental, semua kesedihan sudah dialaminya, bahkan saat DISA hamil tua suaminya sering memukulnya sampai menyiramnya dengan minyak tanah dan ingin membakarnya, sungguh tragis.. menyakitkan. Bulir-bulir hangat membasahi pipi DISA, tanpa ia sadari pasti ia menangis bila terkenang semuanya.
Pagi ini hmmm... angannya melambung menembus langit-langit kamar ke dunia maya, ya dunia maya.. Di sanalah dia bertemu dengan banyak laki-laki, sampai terjadi komunikasi intens dengan ALEX, laki-laki dari LOME TOGO ini bisa membuat hidup DISA berwarna. DISA yang apa adanya dan lugu menceritakan semua kisah sedihnya, begitu percayanya dia menganggap ALEX juga menceritakan hal yang jujur seperti dirinya.
DISA yang malang menganggap bahwa ALEX benar-benar mencintainya seperti apa yang disampaikan ALEX, ooh DISA mengapa kau begitu percaya, sampai membuat hatimu menyanyanginya. ALEX, laki-laki romantis itu telah membuat DISA rela memberikan no hpnya padahal sebelumnya DISA sama sekali tak ingin bertukar no hp dengan teman chatnya. ALEX berkali-kali mengajaknya bertemu tapi DISA menolak, dari komunikasi tiap hari banyak harapan dan keinginan ALEX sampaikan, dari ucapan cinta keinginan ketemu sampai keinginan menikah dengan DISA.
Berkali kali ALEX meyakinkan agar DISA menggugat cerai suaminya tapi DISA tak pernah melakukan satupun yang diinginkan ALEX. Jangankan untuk bercerai, bertemu saja DISA benar-benar telah menolaknya. Sakiit sebenarnya hati DISA melawan antara keinginan dan kebenaran, terbersit keinginan untuk bertemu ALEX. Laki-laki itu bahkan menawarkan biaya bila memang DISA mau bertemu ALEX tapi DISA tak pernah mau. Dua tahun komunikasi itu terjalin, tak ada kemajuan hanya chat, sms dan telepon. ALEX mulai bosan, mulai menghindar dan menjauhi DISA, sampai akhirnya benar-benar hilang dan tak ada komunikasi lagi, bahkan walau hanya sekedar menyapa.
Cinta yang semu itulah menurut DISA kenapa ALEX tak pernah mengertinya kalau memang mencintainya harusnya ALEX selalu ada untuknya. Cinta kan tidak harus memiliki apalagi status DISA yang masih seorang istri dan seorang ibu. Ya, walau sakit DISA menyadari ini yang terbaik untuknya....
Kini bertahun-tahun setelah kejadian itu, ALEX masih tersimpan di hatinya, tak akan hilang kenangan indah itu sampai kapanpun, apakah ALEX merasakan hal yang sama entahlah... yang pasti DISA merasa Allah sayang padanya sampai detik ini, DISA tetap menjadi wanita yang setia dengan segala kekurangan suaminya.
September 2011
No comments:
Post a Comment