kisah abu nawas hadir kembali dengan kisah obat ajaib.
Rindu dan kangen sekali rasanya setelah sekian lama tidak bisa hadir di tengah-tengah aktivitas posting di blog ini.
Memang semua sudah tahu dan kagum akan kecerdasan Abu Nawas, tak ada
yang meragukan sama sekali. Pada suatu hari, Raja Harun Ar-Rasyid telah
mempermalukan Abunawas dengan menyiram air kencing di depan para tamu
undangan. Abu Nawas hanya bisa terdiam, namun dalam hati dia
merencanakan sesuatu di lain hari.
Kisahnya.
Figur Abu Nawas ini memang sangat lihai dalam menyelesaikan masalah.
Tidak hanya lucu saja, akan tetapi juga bijaksana sehingga Abu Nawas
tidak dapat dianggap enteng. Raja sangat bangga memiliki warga seperti
Abu Nawas ini. Namun, pada pihak lain dari diri Abu Nawas juga sangat
menjengkelkan raja karena ulahnya yang selalu tidak tahu diri. Oleh
karena itulah Baginda Raja tak pernah berhenti memeras otaknya untuk
membalas Abu nawas.
Seperti
pada tahun-tahun sebelumnya, setiap bulan Rabi'ul Awal diadakan acara
Maulid Nabi. Sambil tersenyum, Baginda Raja berguman dalam hati,
"Awas ya kamu Abu Nawas, kali ini kamu pasti kena."
Acara Maulid Nabi pun tibalah waktunya, dan diselenggarakan di istana.
Pada saat itu semua pembesar negeri hadir termasuk putra-putra mahkota
dari kerajaan sebelah, termasuk pula Abu Nawas ikutan diundang.
Dengan perintah raja, semua yang hadir di acara Maulid Nabi tersebut
dipersilahkan untuk berdiri dan kemudian disirami dengan air mawar yang
menebarkan bau harum. Kecuali Abu Nawas, dia disiram dengan air kencing.
Membalas Tipuan Raja.
Setelah disiram dengan air kencing tersebut, jadi sadarlah Abu Nawas
kalau dirinya telah dipermalukan di depan para pembesar negeri. Dia
bungkam seribu bahasa dan hanya bisa berguman dalam hati,
"Baiklah, hari ini paduka telah memberiku kuah tak sedap, esok hari aku akan membalasnya dengan isinya."
Sejak saat itu Abu Nawas tidak pernah menjejakkan kakinya di istana.
Raja pun menjadi kangen dibuatnya karena kelucuannya saat bercerita.
Ketika Raja memanggilnya ke istana, rupanya Abu Nawas tidakbersedia dengan alasan sakit yang membuat tubuhnya lemah lunglai.
Karena khawatir telah terjadi sesuatu dengan diri Abu Nawas, Raja pun
ingin menengoknya diiringi dengan beberapa petinggi kerajaan.
Pucuk dicinta ulam tiba, begitu mendengar Raja menuju ke rumahnya, Abu
Nawas yang dalam keadaan segar bugar itu pun langsung memasang aksi.
Matanya terpejam, badan tergeletak lemah lunglai. Namun, sebelum dia
beraksi demikian, dia telah terlebih dahulu menyuruh istrinya menyiapkan
obat ajaib yang berbentuk bulatan kecil. Dna diantara bulatan obat
ajaib itu terdapat 2 butir yang dibubuhi tinja di dalamnya.
Tak berapa lama kemudian raja sudah ada di depan pintu rumah Abu Nawas.
"Wahai Abu Nawas, apa yang kamu telan itu?" tanya raja.
"Inilah yang disebut obat ajaib, resepnya hamba peroleh lewat mimpi tadi
malam. Jika saya menelan 2 butir niscaya akan sembuh," jawab Abu Nawas
yang terlentang dan segera bangun setelah menelan pil yang kedua.
"Kalau begitu, aku juga mau minum obat ajaib itu," kata raja.
"Baiklah Tuanku. Paduka berbaringlah dan pejamkan mata seperti hamba
sekarang ini, tidak boleh duduk, apalagi berdiri," kata Abu Nawas.
Mak raja pun menuruti perintah Abu Nawas.
Obat Ajaib.
Begitu mata Raja terpejam, Abu Nawas cepat-cepat memasukkan butiran obat
ajaib yang telah dibubuhi tinja itu ke mulut raja. Tiba-tiba saja
Baginda Raja bangkit sambil membelalakkan matanya.
"Hai Abu Nawas, Engaku memberiku makan tinja ya," kata raja.
Maka Abu Nawas pun segera bersimpuh sambil memberi hormat kepada rajanya.
"Wahai Khalifah, dulu Baginda memberi hamba kuahnya, sekarang hamba
memberi isinya, Jikalau Baginda tidak memberi hamba uang 100 dinar,
kejadian itu akan hamba ceritakan kepada khalayak ramai," kata Abunawas.
"Diamlah hai Abunawas, jangan ngomong kepada siapa-siapa, nanti aku akan memberimu uang 100 dinar," kata Raja.
Setelah itu, raja dan semua pengikutnya kembali ke istana. Mereka
menyiapkan pundi-pundiyang berisi uang seratus dinar. nah, untuk
kesekian kalinya Abu Nawas berhasil memperdayai rajanya, berhasil
mengalahkan rajanya.
sumber
No comments:
Post a Comment