Puisi Jika aku sanggup

 
Disesap seteguk, terasa hangat dan manis.
Secangkir teh dipagi hari menemani sang gundah
Debar cepat dan kemarahan yang terselesaikan
Umpatan yang tertahan diujung lidah
Perasaan yang tertahan
Ujung kuku yang membeku
Lidah yang tak sanggup lagi bilang maaf
Pertahanan diri yang mulai melemah
Teringat akan sekian janji yang pernah terurai dulu
Tapi tak satupun jadi dibingkai dalam tindakan
Teringat akan manisnya kecupan setelah pertengkaran
Tapi selalu terulang dengan durasi yang mulai sering
Entah apa ini namanya
Kelelahan luar biasa
Kemarahan tertunda
Kebencian yang menganga
Seandainya aku sanggup untuk kali ini meninggalkan dia
Akan aku lakukan segera.
Segera.
Memulai hidup baru.
Itupun jika aku sanggup.
Jika aku sanggup.
Meninggalkan dia.

No comments:

Post a Comment