Kumpulan Puisi Islami dari Jalaluddin Rumi

Masih ingatkah Anda dengan tokoh sufi Islam Jalaluddin Rumi? Jalaluddin Rumi bisa dikatakan sebagai pujangga Islam, karena ia diberi kemampuan yang luar biasa dalam merangkai kata yang bernafaskan cinta Ilahi. Banyak kaum muda atau penyair muda Islam yang berpedoman dengan karya-karya Rumi. Berikut beberapa puisi Ramadhan dari Jalaluddin Rumi:

Puasa Membakar Hijab

Rasa manis yang tersembunyi
Ditemukan di dalam perut yang kosong ini
Ketika perut kecapi telah terisi
Ia tidak dapat berdendang
Baik dengan nada rendah ataupun tinggi
Jika otak dan perutmu terbakar karena puasa
Api mereka akan terus mengeluarkan ratapan dari dalam dadamu
Melalui api itu, setiap waktu kau akan membakar seratus hijab
Dan kau akan mendaki seribu derajat di atas jalan serta dalam hasratmu.
***

Kembali pada Tuhan

Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka
Maka milikilah prasangka yang baik tetang Tuhan. Begitulah caranya!
Jika engkau hanya mampu merangkak
Maka merangkaklah kepada-Nya!
Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk, maka tetaplah persembahkan doamu yang kering, munafik dan tanpa keyakinan
Karena Tuhan, dengan rahmay-Nya
Akan tetap menerima mata uang palsumu!
Jika engkau masih mempunyai seratus keraguan menganai Tuhan
Maka kurangilah menjadi sembilan ppuluh sembila saja
Begitulah caranya, Wahai pejalan
Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji
Ayohlah datang, dan datanglah lagi
Karena Tuhan telah berfirman:
”Ketika engkau melambung ke angkasa
Ataupun terpuruk ke dalam jurang
Ingatlah kepadaku, karena Akulah jalan itu”
***

Hati Bersih Melihat Tuhan

Setiap orang melihat Yang Tak Terlihat
Dalam persemayaman hatinya.
Dan penglihatan itu bergantung pada seberapakah ia menggosok hati tersebut.
Bagi siapa yang menggosoknya hingga kilap
Maka bentuk-bentuk Yang Tak Terllihat
Semakin nyata baginya.
***

Memahami Makna

Seperti bentuk dalam sebuah cermin, kuikuti Wajah itu.
Tuhan menampakkan dan menyembunyikan sifat-sifat-Nya
Tatkala Tuhan tertawa, maka akupun tertawa
Dan manakala Tuhangelisah, maka gelisahlah aku
Maka segala makna terpahami, sebab mutiara-mutiara makna yang telah aku rentangkan di atas kalung pembicaraan berasal dari Lautan-Mu
***

No comments:

Post a Comment