Kebiasaan Buruk Menyalahkan Orang Lain



Setiap orang dalam hidup ini pasti pernah mengalami kesalahan ataupun kegagalan. Tidak ada seorangpun yang selalu berada di posisi atas atau juga yang selalu berada di posisi bawah. Tapi yang menjadi masalah adalah bagaimana orang tersebut dapat mengatasi kegagalannya itu? Apakah dengan menerima dengan lapang dada kegagalan yang dialaminya? Sangat sedikit sekali orang yang mampu menerima dengan lapang dada kegagalan yang dialaminya. Kebanyakan yang dilakukan dari orang jika mengalami kegagalan adalah dengan selalu menyalahkan orang lain, keadaan atau situasi, diri sendiri, atau bahkan Tuhan.
Lalu bagaimana kita mengatasi kebiasaan buruk yang selalu menyalahkan orang lain, keadaan atau situasi, diri sendiri, bahkan Tuhan.

Berikut ada 4 hal yang dapat dilakukan :

1. Berterima kasih kepada Tuhan atas semua hal yang terjadi dalam hidup.

Kita bukan saja berterima kasih kepada Tuhan jika kita mendapatkan pekerjaan baru, undian berhadiah, membeli rumah baru, mendapat pacar baru atau semua hal yang membuat kita merasa senang. Tapi jika kita mengalami kegagalan kita tidak berterima kasih kepada Tuhan, malah menyalahkan Tuhan dan marah karena memberi cobaan kepada kita. Yang akhirnya, bagi orang yang tetap tidak dapat menerimanya, tidak percaya lagi kepada Tuhan. Mereka yang awalnya percaya malah mengatakan kalau Tuhan tidak lagi sakti, tidak penuh kasih, dan yang paling parah mengatakan kalau Tuhan hanyalah bualan belaka dan tidak pernah ada yang kemudian pergi mencari ‘junjungan’ baru, yang selalu dapat memberi kesenangan belaka. Tuhan ternyata dijadikan sebagai alat pemberi kesenangan bagi mereka, tanpa kesenangan Tuhan tidak lagi dihormati ! melainkan kita harus berterima kasih jika diberi keadaan susah. Karena jika dalam keadaan susah kita dapat berterima kasih kepada Tuhan, maka kita yakin kalau Tuhan pasti akan selalu memberi perlindungan kepada kita dalam kesusahan itu, dan kita dapat membangun kembali kegagalan kita dengan penuh percaya diri.

2. Buang segala perasaan minder / rendah diri.

Banyak orang bilang kegagalan adalah langkah awal menuju sukses, maka itu kita harus mengambil pengalaman dari kegagalan itu. Jangan terlalu lama dan sedih memikirkan kegagalan, dan menganggap diri kita sebagai biang dari kegagalan. Jangan menanggap kita gagal karena kita tidak mampu, bodoh, lemah, dan sebagainya, yang jika terlalu dipikirkan terus akan menyebabkan kita menjadi minder dan rendah diri untuk seterusnya. Anggap kegagalan itu sebagai suatu pelajaran yang belum kita terima, dan kita mampu untuk menerima pelajaran itu.

3. Menerima keadaan diri kita dan berpikir positif.

Kadang kita merasa iri melihat orang yang mempunyai kelebihan dari kita. Baik itu wajah cantik, suara bagus, otak pintar, tubuh sexy atau macho, lebih kaya, dan sebagainya, tetapi kita tidak memiliki itu semua. Akibatnya kita menjadi minder untuk bergaul dengan orang tersebut dan tidak berani bersaing dengan mereka yang akhirnya menyalahkan diri dengan selalu berpikir, “Kenapa ya saya tidak seperti mereka ?” atau “Saya tidak bisa melakukan itu, karena saya tidak mempunyai kemampuan seperti mereka!”. Kita seharusnya bisa menerima keadaan kita sepenuhnya dan menjadi diri kita sendiri, juga mengatakan kepada diri kita, I Am Who I Am dan Be Myself Not Yourself, selalu berpikir Saya memang tidak punya apa yang kamu miliki, tapi saya juga punya kelebihan yang belum tentu bisa kamu miliki. Dengan selalu berpikir positif seperti itu, segala hal bisa kita laksanakan dengan penuh percaya diri.

4. Jangan selalu menuntut.

Kadang ketika mengalami kegagalan, kita tidak pernah berpikir untuk berubah. Tapi malah menyalahkan orang lain, keadaan/situasi, yang kemudian menuntut perubahan dari orang, keadaan/situasi tersebut. Orang yang gagal itu selalu berkata, “Coba kalau keadaan/situasinya tidak seperti itu, saya pasti tidak akan gagal”, coba begini, coba begitu. Ya, di sini orang itu malah kaku/mati dalam kegagalan. Dia hanya bisa menang jika situasinya sesuai dengan keinginannya. Padahal dalam Siutao, kita diajarkan tidak mati di satu titik, yang artinya sebagai manusia yang hidup, kita harus bisa menjadi manusia yang benar-benar hidup, dinamis, flexible. Jadi, kita yang harus berubah dan membentuk diri kita agar selalu siap dan bisa berada dalam keadaan/situasi apapun termasuk bertemu dengan orang lain, bukannya dengan meminta orang lain, keadaan/situasi yang mengikuti kita.
Kegagalan adalah keberhasilan yang belum terjadi, dan Keberhasilan adalah kesempatan bertemu dengan kesiapan, maka dari itu siapkan diri kita terlebih dahulu, apabila kesempatan itu datang disaat diri kita sudah siap maka keberhasilan pasti terjadi.
Jangan mudah menyerah, dan Tetap semangat Coy….!!!
 

No comments:

Post a Comment