Cerpen Aku Tanpa Dia

Oleh : Farhatul Aini
Yang ku lalui memang berat, cukup berliku, penuh sakit yang bertubi-tubi, kadang hati mengeluh lelah, fikiran tak lagi kembali normal, ingin berontak semua yang terjadi, luka di hati yang membekas belum terhapus namun dia telah menambah lagi yang kedua kalinya, tanpa sadar sekalipun memikirkan apa yang telah terjadi dengan yang lalu.
Aku Grara dan masa laluku yang agak memilukan hati, ingin ku hapus, namun rasanya tinta cinta itu terlalu kuat melekat. Kisah cinta yang ku jalin dulu bersama Deny sangat membuatku pilu. Kisah yang tanpa akhir sampai sekarang, kata “PUTUS” yang keluar dari mulut Deny tak membuat ku putus mencintainya, tak membuat pula kami putus dalam menjalin komunikasi, sejak akhir hubungan kami masih seperti biasa saling perhatian dan membantu satu sama lain, ketika dia kesepian pun aku masih akan selalu ada, begitupun dia yang dilakukan terhadapku.

***
Pernah di suatu hari ketika musim penghujan, pulang sekolah tepatnya aku tak bisa pulang karna hujan begitu lebat, langit terasa sudah menghitam, dan aku harus menunggu angkutan bus, disitu datanglah Deny yang tanpa ku sangka, aku tak pernah memikirkan apa yang sedang terjadi saat itu. Dia segera menghampiriku, menyelimuti tubuhku yang sudah kedinginan dengan jaket yang ia pakai, memeluk pundakku dengan sebelah tangan kanannya, perasaan bahagiapun ku rasakan saat itu, betapa indahnya suasana itu bila dirasakan, dan menjadi kenangan yang begitu sulit terlupakan.

***
Pernah juga di hari ulang tahunku tepatnya, ada seseorang menyatakan cinta kepada ku, Tryan namanya temen sekolahku, dia terus berusaha mendapatkan cintaku, kapanpun dimanapun tanda cintanya selalu mengejutkan, disaat itu aku ingin berangkat sekolah di depan pintu garasi tepatnya, ku buka seperti biasa, ada sebuah mawar putih tergeletak dan berisakan catatan “selamat ulang tahun Grara” kemudian sampailah aku ke sekolah langsung aku menuju kelas ku, disitupun terdapat sebuah potongan kue dan mawar putih dan sebuah kertas cantik yang berisikan “selamat ulang tahun Grara”, aku terheran-heran siapa yang melakukan ini? Padahal sebelumnya, tepat si garasi tadi aku berfikir mawar putih itu dari Deny, tapi setelah ada mawar putih yang kedua rasanya aneh tak mungkin Deny sampai menaruh mawar itu ke bangku sekolah ku, jelas-jelas sekolah kami berbeda, tak mungkin lah dia tau bangku dimana aku duduk untuk belajar. Kemudian kejutan terakhir aku di panggil ke ruang kepala sekolah, perasaan khawatir mulai ada, ada apa aku di panggil ke kepala sekolah, aku tak pernah punya masalah dengan sekolah, tanyaku dalam hati, ternyata mawar putih yang ketiga tepat berada di balik sisi pintu ruang kepala sekolah, pikiranku langsung menyeruak, apa benar pak kepala sekolah yang melakukan semua ini ?
Di balik itu semuanya, datanglah Tryan dengan membawakan sebuah kotak hadiah rupanya, dikasilah kotak itu padaku, dan ucapan selamat ulang tahun terucap dari mulutnya. Disitulah dia menyatakan cinta yang membuat aku menganga seperti orang bodoh, aku tak pernah memikirkan sebelumnya, namun dari semua itu tak bisa meluluhkan hatiku, karna hatiku masih terselimuti cinta Deny. Karna mungkin kesal akhirnya pulang sekolah terungkap semua, Tryan menghampiriku di jalan ketika aku sedang menunggu bus, suasana sekolah memang sudah sepi dan ini yang mungkin membuat Tryan nekad, Tryan memaksa aku naik di motornya dan ikut bersama dia, karna aku menolak keras, Tryan langsung menarik tanganku, takut dan sakit rasanya, tanpa disangka pula datanglah Deny dari arah berlawanan yang melihatku nampak sedang dalam situasi tidak aman, dia menghampiriku, dan berusaha melepaskan tanganku dari Tryan, membentak Tryan yang akhirnya Deny harus berkata,
“apa maksudmu, mencekam tangan Grara seperti itu.”
bentak Deny, aku hanya berlindung dibalik punggungnya dengan merasakan ketakutan,
“bukan urusan lo, lagian lo siapa Grara?” balik bentak Tryan
“gue pacar Grara, dan lo ga berhak narik-narik dia.”
aku kaget dengan ungkapan Deny itu, yang membuat semuanya jadi diam dan membuat aku keluar dari perlindungan tubuh Deny dan menatap tajam matanya.
tapi, balik Tryan menatam tajam aku.
“jadi lo udah punya pacar Ra, kenapa lo ga pernah bilang, sory ya gue ga pernah tau dan gue udah maksa lo.”
dengan tampang agak lusut dan kecewa tampaknya, tanpa berbasa-basi lagi Tryan melesat pergi dengan motornya.
disitu aku merasa bersalah sama Tryan, ternyata kebaikan yang aku lakukan telah membuat anggapan orang salah, Tryan jadi jatuh cinta dengan ku. Tapi di sisi lain aku merasa bahagia dengan ungkapan yang dikeluarkan Deny.

***
Tapi Pernah juga disuatu hari ketika aku dan Deny jalan bersama, disebuah taman yang penuh rumput ilalang, namun begitu indah, terdapat kursi putih yang tersedia untuk pengunjungnya, kami duduk di kursi putih itu, aku menanyakan sesuatu di tempat yang sebelumnya menjadi saksi atas pernyataan cinta Deny.
“sebenarnya hubungan kita tuh apa si Den, pacar, teman atau sahabat ?”
Deny pun tak enggan untuk menjawabnya.
“hubungan kita apa ya, dan kamu pengennya apa Ra?”
“aku gatau kamu nganggep aku apa, tinggal jawab aja kan ? ga perlu nanya balik, kalalu pacar kita kan belum resmi kamu tinggal bilang aja, Grara mau ga jadi pacar Deny, pasti Grara jawab iya ko.”
Deny terdiam sejenak, mungkin dia tak menyangka aku akan berbica seperti itu, tapi perasaan yang menyiksa di hatiku yang memaksanya.
“kita HTS aja ya Ra.”
“HTS tuh apa Den, apa ada diantara pacar, teman atau sahabat?”
dengan muka polos ku, sebenarnya aku sudah tau apa itu HTS Cuma aku ingin memperjelas maksud Deny itu.
“yaudah kita temenan aja.”
“kenapa?”
“carilah cowok yang lebih baik dari aku dan lupakan aku.”

***
Kata-kata yang menyedihkan, mengerut hati, dan seberusaha mungkin untuk menarik nafas dalam-dalam. Saat itu aku baru tau, arti HTS nya Deny itu adalah teman, berarti selama ini aku cuma dianggep sebagai temen dia engga lebih. Perasaan Hatiku mulai berantakan, kini rumput ilalang yang cantik menjadi saksi kembali akan semua keputusan akhir yang dibuat Deny.

***
Kini keputusan telah menyadarkanku akan semua yang terjadi akan kebaikan dan perhatian Deny, hanyalah untuk mengusir rasa kebosanan dia, yang belum pendapatkan pasangan yang cocok untuknya, entah dari sisi perempuan apa yang membuat Deny benar-benar jatuh cinta dengan tulus, namun yang aku tau bukan seperti aku. Tapi rasanya ingin ku benar-benar marah pada diriku jadi selama ini aku juga salah mengarikan kebaikan Deny. Harus ku jalani hidup ke depan tanpa Dia yang aku sayang namun selalu menjadi noda di hatiku yang tak tau kapan akan hilang.

TAMAT
 

No comments:

Post a Comment