Melukis Puisi di Matamu




Matamu sepasang coklat tua yang teduh. Memandangmu, seperti rindang pepohonan di tengah kolam seroja. Aku tercebur. Jatuh dan memelukmu. Dan cinta: berpendar dalam berjuta pixel warna. Memancar di percik bahagia airmatamu. Dan di sejuk tatapanmu, aku melukis puisi. Sebab di sana ada spektrum cinta. Menghias rindu dalam bias senyum malu, seperti langit malam menunggu bintang berlabuh. Menggores harapan sejelas mentari di jendela subuh.
Membuat merah wajah kita, setiap kali tak dapat mencegah dahsyatnya ledakan jantung. Dan di sejuk tatapanmu, kaubentangkan kanvas hidupku, dengan satu pelangi mencerahkan seluruh warna hidupku.
Bulu matamu yang lepas, biar kujadikan kuas, hanya agar semua terlukis seindah rindu padamu. Kutahu tanganku tak mampu mengguratkan warna setajam tatapanmu, tak mampu menorehkan kata selembut ucapanmu.

No comments:

Post a Comment